REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto menyatakan pihaknya siap menangani perawatan Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia (Boeing Business Jet 2/BBJ-2) yang dibeli Pemerintah Indonesia seharga Rp840 miliar.
"Kami dengan senang hati menerima kepercayaan menangani pesawat kepresidenan ini, kepercayaan ini menjadi catatan sejarah penting bagi perjalanan GMF," katanya dalam siaran pers yang diterima Senin.
Dia mengatakan perawatan Pesawat Kepresidenan yang akan dilakukan oleh GMF mencakup line maintenance handling up to C-check (overhaul), perawatan ringan sampai perawatan besar. Selain itu, GMF juga memberikan dukungan material/suku cadang, perawatan komponen, ke-engineeringan, perawatan cabin, training serta re-painting dan logo design (jika diperlukan).
Menurut dia program perawatan ini disesuaikan dengan karakteristik penggunaan pesawat. Penggunaan pesawat komersial biasanya mencapai 3.000 jam terbang per tahun.
"Untuk pesawat kepresidenan biasanya 300-400 jam terbang per tahun. Perawatan ringan mulai kita lakukan April ini di Bandara Halim Perdanakusuma. Sedangkan perawatan besar akan dilakukan di Hangar 4 GMF," katanya.
Dia menambahkan kesiapan GMF menangani perawatan pesawat kepresidenan mencakup semua aspek antara lain kapabilitas, kapasitas, dan sumber daya manusia.
"Aspek-aspek yang terkait dengan perawatan pesawat yang dijalankan GMF sudah mendapat approval dari FAA dan EASA," katanya.
GMF AeroAsia sudah memiliki certificate of approval dari FAA untuk semua tipe pesawat yang beroperasi di Indonesia seperti B747-Series, B737-NG, B777-Series, dan lain-lain. Level perawatan pesawat B737-NG misalnya, sudah mencapai tahap overhaul. "Kapabilitas ini terus kami kembangkan sesuai kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar," tambahnya.