REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak mengecam pernyataan seorang pemimpin oposisi yang mengaku dia bisa memecahkan misteri dari pesawat Malaysia Airlines MH370 dalam waktu satu detik.
“Ucapan dari pemimpin oposisi benar-benar tidak logis dan dipandang sejumlah rakyat Malaysia sebagai pernyataan bodoh,” kata Najib pada pertemuan bulanan Departemen Keuangan di Putajaya, Selasa (15/4).
Sebelumnya pada 5 April, sebuah surat kabar Cina menerbitkan sebuah wawancara antara majalah Weekly Selatan dengan kepala oposisi Datuk Seri Anwar Ibrahim. Ibrahim mengatakan bahwa jika dia adalah Perdana Menteri, maka hanya membutuhkan waktu satu detik untuk memecahkan masalah pesawat MH370.
Kepala Badan Pusat Koordinasi Bersama, Angus Houston pada Selasa (15/4) mengatakan ada sembilan pesawat militer, dua pesawat sipil dan 11 kapal membantu dalam misi untuk mencari MH370.
Selain itu, Otoritas Keamanan Maritim Australia merencanakan untuk melakukan pencarian udara yang menyusuri 62.063 kilometer persegi, sejauh 2.170 kilometer sebelah barat laut dari Perth.
Hilangnya pesawat MH370 telah memasuki hari ke-39 dan membutuhkan dukungan dari negara-negara di dalam dan di luar daerah karena kompleksitas pencarian dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pesawat MH370 yang membawa 239 penumpang, berangkat dari Bandara Internasional KL pukul 0.41 (waktu setempat) pada 8 Maret. Pesawat dinyatakan menghilang dari layar radar satu jam kemudian saat berada di atas Laut Cina Selatan. Pesawat seharusnya mendarat di Beijing, Cina pukul 06.30 pada hari yang sama.
Misi untuk menemukan pesawat melibatkan banyak negara, awalnya di Laut Cina Selatan. Ternyata pesawat terdeteksi beralih dari rute aslinya sepanjang dua koridor, yakni koridor utara dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan sampai Thailand utara dan koridor selatan dari Indonesia ke Samudra Selatan Hindia.
Pada tanggal 24 Maret, Najib mengumumkan bahwa penerbangan MH370 berakhir di Samudera Hindia selatan.