REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, perunding Israel dan Palestina akan bertemu pada Rabu (16/4). Pertemuan dilakukan untuk mencoba memperpanjang pembicaraan damai, yang hampir melampaui batas waktu 29 April.
Kedua belah pihak akan bertemu, ditengah kemarahan Israel atas insiden pembunuhan polisinya pada Senin (14/4) lalu. Kala itu seorang polisi Israel yang sedang bebas tugas ditembak saat bersama istri dan seorang anaknya.
"Mereka (kedua pihak) akan bertemu lagi besok," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki. "Para pihak sedang berupaya menentukan apakah ada jalan untuk memperpanjang negosiasi setelah 29 April."
Ditanya tentang pembunuhan, Psaki mendesak kedua pihak "untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang akan meningkatkan ketegangan. Menurutnya pembicaraan perdamaian di ambang kehancuran bulan ini ketika Israel menolak untuk melaksanakan pembebasan tahanan Palestina. Ditambah lagi sikap Palestina yang menandatangani 15 perjanjian internasional.
Israel membatalkan pembebasan tahanan. Mereka mengatakan akan membebaskan tahanan setelah menerima jaminan dari kepemimpinan Palestina, untuk melanjutkan pembicaraan melampaui batas waktu.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebelumnya menghidupkan kembali pembicaraan damai pada bulan Juli, setelah absen hampir tiga tahun. Ia telah berupaya untuk menempatkan tanggung jawab pada kedua belah pihak untuk melanjutkan isu utama negosiasi.
Kedua pihak telah terlibat dalam konflik selama lebih dari enam dekade. Termasuk perdebatan atas masalah perbatasan, keamanan, nasib pengungsi Palestina serta masa depan kota Yerusalem. Keduanya mengklaim Yerusalem sebagai ibukota negara