Rabu 16 Apr 2014 09:35 WIB

Gerilyawan Suriah Dikabarkan Terima Rudal Buatan AS

  Kendaraan lapis baja milik pasukan pendukung Presiden Bashar yang hancur di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Kendaraan lapis baja milik pasukan pendukung Presiden Bashar yang hancur di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Para gerilyawan Suriah yang bertempur untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dikabarkan untuk pertama kali menerima sedikitnya 20 peluru kendali anti tank TOW buatan Amerika Serikat. Kantor Berita AFP mengutip seorang pejabat gerilyawan menyebutkan rudal-rudal itu diperoleh gerilyawan dari "sumber Barat."

"Para pejuang yang terorganisasi baik dan moderat dari gerakan Hazm untuk pertama kali menerima lebih 20 rudal anti tank TOW dari satu sumber Barat," kata sumber yang tak bersedia jatidirinya disebutkan tersebut. Ia juga tidak merinci siapa yang memasok roket-roket tersebut.

Gerakan Hazm, bagian dari Tentara Pembebasan Suriah yang beroposisi, beranggota mantan perwira dan serdadu yang keluar dari militer untuk bergabung dengan para gerilyawan.

"Masih banyak lagi dijanjikan jika terbukti rudal tersebut digunakan secara efektif," kata sumber tersebut. "Puluhan pejuang dilatih dengan bantuan internasional dalam menggunakan rudal ini."

Dia menambahkan bahwa senjata-senjata itu telah digunakan di kawasan-kawasan pertempuran Provinsi Idlib, Aleppo dan Lataka di bagian utara Suriah.

Video amatir yang dibagi-bagikan oleh jejaring media Masarat menunjukkan para gerilyawan membuka kemasan, mamasang dan menembakkan beberapa rudal di lokasi-lokasi yang tak disebutkan di kawasan pedesaan Suriah. "Sebagian besar yang jadi sasaran adalah tank," kata pejabat itu. Menurut dia, 20 ruda itu telah digunakan 100 persen efektif, selalu mengenai sasaran mereka."

Para gerilyawan, yang persenjataannya kalah dibandingkan dengan pasukan pemerintah, sering menyerukan Barat untuk memasok mereka persenjataan khusus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement