REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komunitas Muslim New York akhirnya dapat bernafas lega. Kepolisian New York (NYPD) memastikan telah menghentikan program pengawasan terhadap Muslim New York.
Kepastian itu, dipaparkan NYPD seiring dengan pembubaran unit rahasia berisikan detektif berpakaian preman yang melakukan operasi-operasi pengintaian yang rinci dan invasif yang menargetkan komunitas Muslim di kota tersebut.
Seperti dilansir voanews.com, Rabu (16/4), program pengawasan oleh Divisi Intelijen NYPD telah diprotes oleh para aktivis komunitas tersebut yang menuduh departemen itu melanggar hak-hak sipil. Program itu bergantung pada petugas berpakaian preman untuk menguping orang-orang di toko buku, restoran dan masjid.
Unit Demografi, demikian pasukan pengawas tersebut dipanggil, beroperasi di berbagai lingkungan di dalam dan luar kota, menganalisa dan memetakan lembaga-lembaga agama, klub-klub sosial, fasilitas rekreasional dan acara, serta kehidupan sehari-hari.
Serangkaian artikel oleh kantor berita Associated Press pada 2011, mengungkapkan pengintaian sistematis oleh kepolisian New York sebagai bagian dari upaya luas untuk mengawasi komunitas-komunitas tempat sel-sel teror mungkin beroperasi. Para individu dan kelompok diawasi bahkan saat tidak ada bukti bahwa mereka terkait dengan terorisme atau kejahatan.
Sejak itu, komunitas Muslim dan beragam kelompok hak-hak sipil telah menuntut program itu dihentikan.