Kamis 17 Apr 2014 15:55 WIB

Moeldoko: Tak Ada Permintaan Maaf Atas Penamaan KRI Usman-Harun

Red: Taufik Rachman
  Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kedua kiri) berbincang dengan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia (kiri), Kasal Laksamana TNI Marsetio (kedua kanan) dan Kasad Jendral TNI Budiman usai apel pemadaman kebakaran hutan Riau di Halim Perdana Kusuma, J
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kedua kiri) berbincang dengan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia (kiri), Kasal Laksamana TNI Marsetio (kedua kanan) dan Kasad Jendral TNI Budiman usai apel pemadaman kebakaran hutan Riau di Halim Perdana Kusuma, J

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan tidak pernah menyampaikan permintaan maaf kepada Singapura atas penamaan KRI Usman-Harun.

"Tidak ada itu mohon maaf. Maksudnya mohon maaf, penamaan (KRI-red) Usman-Harun adalah keputusan kami yang final," kata Jenderal Moeldoko kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Kamis sebelum mengikuti sidang kabinet.

Panglima TNI menegaskan, penamaan Usman-Harun untuk Kapal Perang RI merupakan keputusan yang tidak bisa diubah.

Sebelumnya, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan Panglima TNI Moeldoko perlu memberikan klasifikasi soal permohonan "maaf" kepada Singapura terkait penataan Kapal RI TNI-AL Usman Harun.

Hikmahanto di Jakarta, Kamis, mengatakan Panglima TNI Moeldoko ketika diwawancara oleh televisi Singapura NewsAsia baru-baru ini menyampaikan "maaf" atas penamaan Usman Harun untuk kapal perang yang dibeli Indonesia.

Pernyataan ini, katanya, seolah Indonesia tunduk pada kemarahan Singapura.

Ia mengatakan bila dicermati pernyataan mohon maaf dari Panglima TNI di dalam wawancara tersebut dapat ditafsirkan menjadi dua.

Pertama, tafsiran seolah atas nama pemerintah RI, Panglima TNI meminta maaf kepada pemerintah Singapura. "Maaf di sini diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai 'regret' yang memiliki implikasi diplomatik," katanya.

Interpretasi kedua adalah, sebagaimana layaknya orang Indonesia bila hendak berbicara keras, akan didahului dengan kata "maaf" yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai "pardon me".

Saat ini kata "mohon maaf" dari Panglima TNI oleh NewAsia diterjemahkan sebagai 'regret' alias penyesalan. "Inilah yang kemudian dikapitalisasi oleh para pejabat Singapura," katanya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement