REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Calon presiden (Capres) PDIP Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan melirik pasanganya, calon wakil presiden (cawapres) dari kalangan professional, alasannya karena menolak kabinet politik dagang sapi, meskipun partainya harus berkoalisi dengan partai lain.
''Kita presidensial, cawapres dari kalangan profesional adalah yang tepat, untuk di kabinet saya juga lebih tertarik merekrut kalangan profesional,'' ujar Jokowi, di Jakarta, Rabu (17/4).
Kendati tidak dipungkiri, lanjutnya, dengan koalisi bersama partai lain tetap akan ada tokoh yang ditempatkan pada posisi strategis. ''Kita ini kan terbuka, kita mau cari kawan sebanyak-banyaknya dengan catatan tidak bagi-bagi kursi menteri,'' jelas Jokowi.
Menurut Jokowi, PDIP telah mempunyai kriteria khusus sebagai cawapres idaman. ''Pertama, orang yang bisa bekerja sama dengan Jokowi selama lima tahun. Kedua, memiliki komitmen. Ketiga, siap melaksanakan program prorakyat dan mengimplementasikan trisakti,'' paparnya.
Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo menambahkan, sosok tersebut bisa dari profesional akademisi dan kalangan mantan militer. ''Kita masih belum memunculkan nama. Kita selalu terbuka,'' tegas Tjahyo, usai konsolidasi DPD PDIP di kediaman Megawati, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/4) lalu.
Kabar yang berkambang di kalangan internal PDIP, cawapres dari kalangan profesional sudah dikantong Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri yakni Sri Mulyani, Agus Martowardoyo dari kalangan ekonomi dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.