REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengharapkan Presiden Republik Indonesia (RI) mendatang memiliki komitmen ke-Islam-an yang Rahmatan lil A'lamin dan komitmen Kebangsaan yang kuat.
Ketua Umum (Ketum) PB PMII, Addin Jauharuddin, menegaskan siapa pun pemimpin Indonesia mendatang harus memiliki dua komitmen, yakni komitmen Keislaman yang rahmatan lil a'lamin dan komitmen kebangsaan.
"PB PMII berharap pemimpin Indonesia mendatang harus berkualitas, berintegritas dan tegas. Pasalnya, Indonesia akan menghadapi tantangan yang sangat berat di masa depan," tutur Addin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis malam (17/4).
Konferensi pres ini dilakukan sebelum acara "Tasyakuran Harlah PMII Ke 54 Tahun" dimulai. Acara ini bertema: "PMII Bersatu untuk Indonesia," yang diselenggarakan di Sekretariat PB PMII, Jakarta, pada Kamis malam (17/4).
Tantangan berat itu, ujar Addin, yakni Indonesia akan memasuki "ASEAN Community 2015" dan pergeseran peta ekonomi - politik global. Itu sebabnya, apa pun hasil pemilu presiden 2014 nanti, jangan sampai terjadi perang saudara.
Semua pihak, papar Addin, harus menyikapi hasil pemilu presiden dengan kepala dingin serta mengedepankan kapasitas, kapabilitas dan etika moral, sehingga semua pihak siap menang dan siap kalah. Jika hal ini tidak dilakukan, Indonesia akan kesulitan menghadapi tantangan di masa depan.
54 Tahun PMII
"Alhamdulilah, saat ini PB PMII sudah berusia 54 tahun. Malam ini, kami mengadakan tasyakkuran hari kelahiran (harlah) PMII dengan menyelenggarakan silaturahmi keluarga besar PMII dari berbagai unsur,"jelas Addin.
Hingga saat ini, terang Addin, sudah 54 tahun PMII berkhidmat untuk mengawal Republik Indonesia. Peran Ke-Islam-an dan Kebangsaan PMII tidak bisa dinafikan. Apalagi sudah 15 ketum yang memimpin PB PMII selama ini.
Sebagai bentuk rasa syukur kami, ungkap Addin, PB PMII telah menginstruksikan 27 cabang PMII di level provinsi untuk menyelenggarakan do'a bersama, istighotsah dan dzikir nasional. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pemilu damai dan Indonesia yang lebih baik.
Menurut Addin, peringatan harlah ke 54 PMII ini sangat istimewa karena terjadi diantara dua momentum besar bangsa Indonesia, yakni pemilu legislatif yang telah kita lewati dan pemilu presiden yang akan datang.
PB PMII, jelas Addin, menegaskan kembali posisinya yang netral dan independen sebagai suatu organisasi sosial. Khususnya, menjelang pemilu presiden mendatang.
PB PMII juga berhubungan baik dengan semua parpol yang ada, papar Addin, termasuk mendorong alumni-alumni PMII yang menjadi politisi di berbagai partai politik untuk berbuat yang terbaik bagi umat, bangsa dan negara.
Alhamdulilah, papar Addin, sejumlah alumni PMII serta tokoh nasional berkenan hadir untuk bersilaturahmi dengan PB PMII serta memberikan testimoni dan sambutan.
Dalam acara silaturrahmi ini. Pungkas Addin, hadir sejumlah tokoh nasional seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Sidarto Danusubroto, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar, dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmy Faisal Zaini.