REPUBLIKA.CO.ID, JINDO -- Para penyelam berlomba-lomba mencari ratusan korban yang diyakini masih berada di dalam kapal Ferry Korea Selatan yang tenggelam pada Rabu (16/4). Sampai Jumat (18/4), jumlah korban tewas akibat insiden tenggelamnya kapal di lepas pulau Byeongpoong, naik menjadi 28 korban.
Tim penyelamat dan pencari (SAR) telah berhasil masuk ke lambung Ferry. Dua penyelam bahkan berhasil memasuki dek kedua (dek kargo). Sayangnya arus air yang kuat memaksa para penyelam kembali, tanpa menemukan korban lain.
“Tali yang menghubungkan kapal Ferry dan kapal penyelamat telah terputus, namun pintu kapal telah terbuka. Kami akan terus melanjutkan pencarian di dalam kapal,” kata penjaga pantai seperti dikutip dari CNN.
Tim SAR terus berpacu dengan waktu dalam menyelamatkan para korban yang berada di perairan dengan suhu 10 derajad celcius. Harapan untuk menemukan sekitar 270 orang yang masih hilang dalam kondisi hidup, telah sirna ketika seluruh badan kapal terendam pada Jumat (18/4).
Tim penyelam juga harus bersaing dengan angin kencang dan perairan yang ganas. “Ada arus berat di lokasi tersebut. Jadi sebuah kapal tidak akan stabil di dalam air. Jadi sangat beresiko menempatkan penyelam,” kata Kapten Angkatan Laut AS yang menjadi bagian dari tim SAR, Heidi Agle kepada Cnn.
Sampai saat ini, penyebab kecelakaan kapal Ferry masih belum diketahui. Tapi jaksa penuntut umum di Korsel mengatakan bahwa saat insiden terjadi, sang Kapten Lee Joon Suk tidak berada di ruang kemudi.