REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Ditemukannya bahan peledak di Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan, di Jalan Syarifudin Yoes No 91 RT 98 Balikpapan Selatan, Ahad (20/4) sekitar pukul 03.00 Wita, membuat kegiatan ibadah Paskah di gereja itu ditunda.
"Barang yang ditemukan itu sementara sifatnya seperti bahan peledak dengan rangkaian elektronik dan bisa indikasi menimbulkan ledakan," kata Wakil Kepala Satuan (Wadansat) Brimob Polda Kalimantan Timur (Kaltim), AKBP Desman Tarigan di Balikpapan, Ahad (20/4).
Barang yang diduga bahan yang bisa meledak itu ditemukan oleh penjaga keamanan Gereja bernama Anton (36 tahun). Selanjutnya, tim gegana terus melakukan sterilisasi sekitar lingkungan gereja. Untuk beberapa jam ibadah ditunda untuk keamanan umat Kristiani.
"Masih perlu disterilkan dulu di sekitar gereja dan ibadah untuk sementara ditunda beberapa jam, agar umat dapat tenang dalam menjalankan ibadah selanjutnya," kata Desman.
Sementara itu, Pendeta Samuel Watimena yang biasa bertugas di Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan mengatakan, penundaan terpaksa dilakukan hingga kepolisian selesai melakukan sterilisasi.
"Kita terpaksa menunda ibadah hari, yang juga bertepatan dengan ibadah Paskah padahal jemaat yang datang sudah banyak sekitar 30 orang," kata Samuel.
Berdasarkan pantauan terlihat di sekitar Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan banyak terlihat pula jemaat yang membawa anak-anak dalam mengikuti ibadah Paskah. Di dalam Gereja sudah terlihat telur-telur siap untuk dihias. Selanjutnya ibadah Paskah dimulai pada pukul 11.30 Wita.
Rangkaian bahan peledak di dekat Gereja tersebut ditemukan oleh pihak keamanan bernama Anton (36) sekitar pukul 03.00 Wita.
Saat itu, Anton hendak memeriksa situasi karena terdengar adanya suara. Setelah disorot dengan senter Anton sempat melihat seseorang dari semak-semak sekitar hutan. Selanjutnya, orang tak dikenal tersebut yang diperkirakan dua orang dan meninggalkan dua aki kering rangkaian bahan peledak.
"Rangkaian tersebut yang saya temukan sekitar enam meter dari sekolah Kalimantan International Christian School (KICS) yang masih di lingkungan gereja. Dan orang tak dikenal tersebut menghubungkan dengan rangkaian kabel dalam bungkusan tersebut dengan stop kontak listrik di gedung sekolah," kata Anton.