Senin 21 Apr 2014 01:09 WIB

Pencarian Lamban, Keluarga Korban Penumpang Ferry Marah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah kapal pencari ikan yang terlibat dalam pencarian korban penumpang kapal Sewol yang tenggelam menyalakan lampunya di laut Jindo, Korea Selatan..
Foto: Reuters/Yonhap
Sejumlah kapal pencari ikan yang terlibat dalam pencarian korban penumpang kapal Sewol yang tenggelam menyalakan lampunya di laut Jindo, Korea Selatan..

REPUBLIKA.CO.ID,

SEOUL -- Keluarga korban penumpang kapal ferry yang tenggelam mulai meluapkan kemarahannya terhadap operasi penyelamatan pemerintah. Aparat kepolisian pun menghentikan sekitar 100 orang yang berupaya melakukan pawai ke ibu kota Korea Selatan, Seoul.

Para keluarga korban kebanyakan berada di Jindo, barat daya negara tersebut. Mereka pun mendirikan tenda di pulau tersebut menunggu kabar operasi penyelamatan.

Bentrokan pun pecah ketika anggota keluarga mencoba menyeberangi jembatan menuju ke daratan. Mereka dikabarkan akan melakukan unjuk rasa di istana kepresidenan Blue House di Seoul. "Temukan anak saya, jadi saya bisa melihat keadaannya dan memeluknya," teriak seorang wanita, seperti dilansir BBC, Ahad (20/4).

"Kami ingin jawaban dari pejabat yang bertanggung jawab, mengapa perintah tidak dijalankan dan tak ada yang dilakukan. Mereka benar-benar berbohong dan melemparkan tanggung jawab ke orang lain," kata Lee woon-geun, ayah seorang korban penumpang kapal.

Dalam perkembangan terakhir, setelah lebih dari tiga hari melakukan pencarian, para penyelam akhirnya memasuki kapal ferry serta menemukan 17 korban. Jumlah korban yang tewas pun bertambah menjadi 49 orang.

Meskipun begitu, sebanyak 253 orang lainnya masih hilang dalam tenggelamnya kapal ferry itu. Dan 174 lainnya telah diselamatkan. Dalam pencarian ini, sekitar 200 kapal, 34 pesawat, dan 600 penyelam dikerahkan. Namun, upaya penyelamatan ini terhambat oleh arus yang deras dan air yang keruh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement