REPUBLIKA.CO.ID, JINDO -- Empat lagi anggota awak kapal feri Korea Selatan yang terbalik dan karam di lepas pantai baratdaya negeri itu pada Rabu lalu (16/4) ditangkap, Senin, dengan dakwaan mereka mengabaikan tugas dan melanggar tindak pertolongan.
Jaksa penuntu umum telah menangkap empat anggota awak kapal, termasuk dua Mulaim 1 dan satu mualim 2 seorang Masinis 1, dari feri Sewol, yang terbalik dan karam di lepas pantai Pulau Jindo, ujung baratdaya Korea Selatan.
Setelah ditanyai sebagai saksi, mereka ditangkap pada Senin sebab jaksa penuntut umum perlu menahan mereka untuk ditanyai selama 30 hari.
Di antara mereka ditangkap terdapat Mualim 1 yang bernama Kang, yang berkomunikasi dengan pusat lalu lintas kapal Jindo dalam beberapa menit terakhir sebelum kapal itu karam.
Catatan komunikasi, yang diungkapkan pada Ahad (20/4) oleh pusat reaksi pan-pemerintah, memperlihatkan kaptan kapal tersebut mungkin telah melarikan diri dari kapal yang karam setelah menyerahkan tugas komunikasi kepada Mualim 1.
Sebagian pelaut yang ditangkap dilaporkan telah memberitahu jaksa penuntut perintah untuk meninggalkan kapal tidak dikeluarkan kepada penumpang, tindakan yang bertolak-belakang dengan kesaksian kapten itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin petang.
Penangkapan tersebut dilakukan dua hari setelah tiga anggota awak kapal, termasuk kapten, ditangkap karena meninggalkan kapal tanpa melakukan upaya untuk mengungsikan penumpang.
Kapten Lee Joon-seok (69) ditangkap pada Sabtu (19/4) dan menghadapi lima dakwaan termasuk mengabaikan tugas dan meninggalkan kapal sehingga mengakibatkan kematian. Ia memerintahkan penumpang agar tetap berada di kapal ketika dia dan anggota lain awak kapal meninggalkan kapal feri yang tenggelam tersebut.
Kapten kapal itu termasuk di antara yang pertama melarikan diri dari kapal tersebut.
Dua pelaut, termasuk Mualim 3 dan juru mudi, juga ditangkap bersama Lee. Kapten itu tidak berada di belakang kemudi ketika kapal tersebut tenggelam sebab kemudi diserahkan kepada Mualim 3 yang mengemudikan kapal menghadapi ombak besar untuk pertama kali. Pelaut tersebut hanya memiliki pengalaman enam bulan di jalur Incheon-Jeju.
Hingga Senin pagi, jumlah korban jiwa akibat kecelakaan feri tersebut naik jadi 64 sementara air terus memasuki lambung kapal yang karam itu sementara kapal tersebut terus kemasukan air. Sebanyak 238 orang masih belum ditemukan. Jumlah orang yang diselamatkan tak berubah, 174.
Kapal itu berangkat dari Kota Pelabuhan Incheon di bagian barat Korea Selatan, Selasa malam (15/4), menuju Pulau Pelancongan Jeju di bagian selatan negeri tersebut. Kapal itu membawa 476 orang, termasuk 325 pelajar sekolah menengah dan 15 guru, yang dalam perjalanan lapangan selama empat hari.