Selasa 22 Apr 2014 23:50 WIB

SBY Terima Tujuh Dubes Negara Sahabat

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
President Susilo Bambang Yudhoyono delivers his speech during a national celebration of Christmas in Jakarta on Friday eve, Dec. 27 2013.
Foto: Antara/Andika Wahyu
President Susilo Bambang Yudhoyono delivers his speech during a national celebration of Christmas in Jakarta on Friday eve, Dec. 27 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima penyerahan surat-surat kepercayaan tujuh Duta Besar negara sahabat.

Rinciannya, enam orang Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) yang berkedudukan di Jakarta yakni Slovakia, Nigeria, Pakistan, Bulgaria, Ekuador, Spanyol. Sedangkan satu Duta Besar LBBP non-resident untuk Republik Indonesia yakni Guinea.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut kedatangan para dubes. Ia berharap hubungan antara Indonesia dan negara-negara sahabat bisa berlanjut dan menjadi lebih baik di masa depan.

Dalam kesempatan itu, Presiden SBY sempat menjabarkan situasi di Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih pemimpin baru.

“Di Indonesia sedang dilakukan pesta demokrasi. Pemilu telah berjalan dengan aman dan demokratis. Kami juga senang telah berupaya mematangkan demokrasi di Tanah Air,” katanya, Selasa (22/4).

Sementara itu, staf khusus presiden bidang hubungan internasional, Teuku Faizasyah merinci harapan Presiden SBY terhadap negara-negara sahabat. Dikatakannya, selama para dubes bertugas di Indonesia diharapkan bisa mencari peluang untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.

Misalnya investasi atau kerja sama ekonomi lainnya. Sebagai contoh, di Nigeria banyak investor Indonesia yang melirik negara tersebut. Diharapkan, hal serupa juga bisa terjadi di Indonesia. 

“Nigeria itu salah satu negara utama kerja sama ekonomi Indonesia di kawasan Afrika,” katanya. Selain menyinggung tentang kerja sama, Presiden SBY juga menyinggung tentang keberhasilan pelaksanaan pemilu.

Diharapkan dengan kondisi politik yang lebih stabil, akan memberikan dampak pada kerja sama ekonomi ataupun kerja sama lainnya.

“Potensi tidak hanya secara bilateral, tapi banyak peluang yang bisa terbuka. Mereka bicara komitmen mereka bekerja selama masa tugas. Presiden garisbawahi fundamental ekonomi baik, demokrasi baik bisa jadi modal di masa depan,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement