Oleh: Mohammad Akbar
Selain tiang berwarna putih, terdapat pula tiang berukuran lebih besar dan berbentuk bulat silinder. Warnanya pun tampak lebih berbeda.
Tiang yang berukuran besar ini dilapisi oleh tembaga. Pada bagian tiang ini hadir ornamen ukiran Jepara yang lebih detail. Motif yang hadir itu berupa gambar flora dengan tampilannya yang saling berulang dan terkait.
Tiang berbahan tembaga itu langsung menjadi penopang dari bagian kubah. Di bagian kubah ini menampilkan estetika yang cukup menawan.
Bentuk garis simetris itu saling menyatu membentuk formasi. Garis-garis ini terlihat begitu menonjol karena memiliki warna yang cukup cerah pada bagian latarnya.
Lalu, di sisi bagian terbawah kubah dan berdekatan dengan tiang penyangga tersebut terdapat pula hiasan kaligrafi berbahasa Arab berwarna kuning emas.
Kaligrafi itu dibuat mengitari seluruh bagian sisi terbawah kubah. Hiasan inilah yang memberikan kesan sangat kental adanya adopsi masjid tradisional di Jawa.
Tak lupa juga untuk memberikan kesan anggun, menggelantung sebuah lampu dengan tipe chandelier. Lampu gantung memiliki tentakel layaknya hewan gurita. Tentakel itu memiliki bentuk melengkung mengarah ke bagian atas. Inilah keindahan lain yang tersaji di bagian interior masjid.
Hal lainnya yang cukup memikat perhatian terdapat pula pada bagian mihrab. Di bagian ini menjadi satu-satunya hamparan vertikal yang ada pada bagian interior masjid.
Namun, bagian itu bukanlah berbentuk tembok. Hamparan vertikal yang tampak di sini adalah ukiran yang terbuat dari bahan material kayu. Bagian ini memiliki warna merah kekuningan.
Bersejajar dengan ukiran kayu itu terdapat juga warna kuning emas. Warna ini terlihat sangat menonjol karena letaknya di bagian muka dari mihrab masjid. Pada bagian mihrab itu terdapat dua buah pilar besar yang dilengkapi dengan hiasan bermotif flora.
Sedangkan, pada bagian atas dinding mihrab ini terdapat lengkungan kuningan. Di atas lempengan tersebut tersaji tulisan kaligrafi berbahasa Arab.
Lalu, masih menyatu dengan bagian mihrab tersebut terdapat pula sebuah mimbar. Posisinya tidak terlalu menjorok ke barisan shaf jamaah. Bentuk mihrab ini memiliki kemiripan bentuk dengan mimbar pada masjid tradisional di Indonesia, seperti Masjid Demak.
Pada bagian itu, warna merah marun dan kuning emas memberikan aksen seni yang cukup memikat. Semua yang tersaji di bagian mihrab ini merupakan pengayaan bentuk atau hasil renovasi dari masjid tersebut pada 2008.