Rabu 23 Apr 2014 17:37 WIB

Taman Nasional Gunung Ciremai Bebas Perambah

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Muhammad Hafil
Gunung Ciremai
Foto: panoramio.com
Gunung Ciremai

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Upaya penanganan perambah hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menuai hasil. Sejak masyarakat menjadi mitra untuk menggarap eko wisata, jumlah perambah dinyatakan nihil.

Kepala Balai TNGC Dulhadi mengatakan sebagian besar masyarakat sebelumnya berprofesi  sebagai petani. Sebelum dialihfungsikan, luas lahan perambah atau penggarapan cukup besar mencapai 2.189 hektare (ha). Sebanyak 1.621 ha digarap untuk sayuran dan 569 ha lain untuk penanaman kopi. "Jumlah perambah mencapai 4.463 orang," katanya ditemui di Kantor Balai TNGC di Kuningan, Rabu (23/4).

Luas TNGC mencapai 15.500 ha, terdiri dari 2 kabupaten yaitu Kuningan dan Majalengka. Vegetasi di hutan pegunungan TNGC berjumlah 72 jenis, sedangkan vegetasi di hutan dataran rendah berjumlah 95 jenis dengan 85 jenis spesies Anggrek. TNGC juga tpat hidup dari 55 spesies mamalia, 152 spesies  burung dan 75 spesies herpetofauna.

TNGC diprioritaskan menjadi sumber mata air utama bagi masyarakat. Pengelolaan konservasi dan rehabilitasi kawasan TNGC dimaksudkan agar masyarakat bisa menerima manfaat sebanyak-banyaknya sambil tetap mengikuti kaidah pelestarian lingkungan. 

Jumlah mata air di Kabupaten Kuningan sebanyak 68 titik dan di Kabupaten Majalengka sebanyak 45 titik. Bentuk sumber air yang ada yaitu 11 sungai, 9 situ dan 93 titik mata air. Debit air rata-rata di Kabupaten Kunjngan adalah 106 liter per detik. Sedangkan di Kabupaten Majalengka sebanyak 89 liter per detik. 

Tahun ini kontribusi TNBG untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (BNPB) ditargetkan pemerintah Rp 1,2 miliar. Namun jumlah ini dinilai terlampau besar, mengingat tahun lalu hasil BNPB hanya sekitar Rp 498 juta. "Target realistis dari kami Rp 600 juta tahun ini," ujar petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Mufti Ginanjar. 

Salah satu obyek wisata pemanfaatan air yang cukup populer yaitu Cigugur. Obyek wisata ini menyajikan aksi ikan mangut yang digunakan pengunjung untuk refleksi kaki. Gigitan ikan mangut diklaim bermanfaat untuk melepaskan kulit mati dan melancarkan peredaran darah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement