REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Petugas kejaksaan mengeledah rumah dan pemilik Chonghaejin Marine, perusahaan feri Sewol beroperasi.
Penggeledahan dilakukan Rabu (23/4) dan merupakan bagian investigasi terhadap keluarga Yoo Byung-eun. Ini dilakukan setelah kapal feri Sewol tenggelam dan menelan korban 157 hingga saat ini dan 145 lainnya masih belum ditemukan.
Yoo (73 tahun), yang dikabarkan memiliki 13 perusahaan termasuk Chonghaejin Marine, dituntut atas penggelapan pajak, perdagangan valuta asing ilegal, memperkaya keluarganya secara ilegal dan sejumlah tuntutan lainnya.
"Hari ini kami mengirimkan satu tim petugas kejaksaan untuk menggeledah dan membawa dokumen yang berkaitan dengan Chonghaejin dan perusahaan-perusahaan terkait setelah mendapat izin dari Pengadilan Distrik Incheon," kata juru bicara Kantor Kejaksaan Distrik Incheon kepada Korea Times, Rabu (23/4).
Dua putra Yoo, Dae-gyun (44) dan Hyuk-gi (42), juga diperiksa.
"Kami sedang menggali apakah keluarga Yoo dan perusahaan mereka terlibat dalam bisnis bermasalah ini. Termasuk juga penyidikan atas 13 persahaan mereka seperti I-One-I Holdings, Chonhaeji, Ahae Press dan Semo," kata juru bicara itu.
I-One-I merupakan perusahaan afiliasi dengan Chonghaejin. Ahae Press merupakan perusahaan cat dan Semo merupakan perusahaan makanan sehat.
Perusahaan suku cadang kendaraan, Chonhaiji, 39,4 persen sahammya dimiliki Chonghaejin. Sementara 11,6 persen oleh Presiden Chonghaejin Kim Han-sik dan 7,1 persen dimiliki I-One-I. Kedua putra Yoo mengontrol 38,9 persen saham I-One-I.
Pekan lalu, Menteri Hukum Korea Selatan mencekal Yoo Byung-eun, Kim Han-sik dan 30 pimpinan 13 anak perusahaannya.