REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Menteri Kesehatan Australia, Peter Dutton menimbang perlunya aturan baru bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi seharusnya tidak berkunjung ke dokter secara gratis.
Pernyataan Dutton terkait ada laporan bahwa pemerintahan PM Tony Abbott akan mengumumkan biaya berobat ke dokter umum sebesar 6 dollar per kunjungan. Kebijakan ini sedianya akan diumumkan melalui laporan APBN 13 Mei mendatang.
Jika kebijakan itu dilaksanakan, pemerintah diharapkan menghemat anggaran sebesar 725 juta dollar selama 4 tahun.
Menkes Dutton menolak mengkonfirmasi bahwa tagihan tersebut akan ada di anggaran, tetapi ia mengatakan saat konferensi pers "akan banyak reformasi yang dibutuhkan di bidang kesehatan".
Saat ditanya apa ia bisa meyakinkan kelompok masyarakat berpendapatan rendah, menteri menjawab bahwa akan ada "jaring pengaman" di tempat untuk orang yang tidak mampu membayar.
"Kami akan merawat orang-orang yang tidak mampu merawat dirinya," tambahnya. "Tetapi saat bersamaan, orang-orang yang memiliki pendapatan seperti saya, atau reporter yang memiliki pendapatan 300 ribu atau 400 ribu dollar Australia setahun - haruskah pergi ke dokter dengan gratis? Itu pertanyaan masuk akal yang harus ditanyakan."
Ia mengatakan, "Saya ingin memastikan bahwa kita bisa memperkuat biaya berobat tapi kita tidak akan melakukan itu dengan menyediakan fasilitas gratis sebesar ratusan atau jutaan dolar setiap tahun di sebuah negara seperti negara kita".
"Jika kita ingin menyediakan sesuatu yang tidak berarti di masa depan bagi masyarakat maka kita harus memiliki pembicaraan yang jujur bagaimana kita membangun dan memperkuat sistem kita," ujar Menkes Australia.
Kelompok oposisi federal mengatakan akan melawan rencana pembayaran tersebut. "Pajak dokter umum hanya sedikit," kata pemimpin oposisi, Bill Shorten.
"Kita akan lihat masyarakat dengan pendapatan tetap, pensiunan dengan dana sendiri, orang di atas usia 55 tahun, dan masyarakat miskin akan terkena dampaknya secara tidak adil," katanya.
Juru bicara oposisi bidang kesehatan Catherine King mengatakan ada keprihatinan jumlahnya akan mendorong orang untuk lebih memilih pergi ke unit gawat darurat di rumah sakit.
"Bila anda mencoba untuk mereformasi sistem kesehatan, ini bukan caranya untuk mereformasi," ucapnya.