REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Wakil Presiden (Wapres) Boediono meninjau Proyek Lapangan Migas Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, untuk melihat langsung produksi minyak yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama tersebut. "Saya ingin mengecek bagaimana kemajuan proyek ini sampai dimana kemajuannya dan ingin tahu masalahnya kenapa mundur," kata Boediono di Bojonegoro, Kamis (24/4).
Proyek tersebut dinilai penting dan strategis untuk kemungkinan mempertahankan bahkan menaikan lifting minyak. "Kalau memang ada masalah, saya ingin segera doiatasi agar tidak mengganggu produksi minyak," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Migas (SKK Migas) J Widjanarko mengatakan perkembangan proyek ini hingga minggu ketiga April 2014 capai 87 persen. Dengan fasilitas produksi awal yang beroperasi sejak Agustus 2009 hingga kini, proyek ini telah menghasilkan kumulatif 36 juta barel minyak senilai 3,47 miliar dolar AS.
Saat ini produksi lapangan yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama Mobil Cepu Ltd. sebesar 29 ribu barel minyak per hari dan mulai September 2014 produski ditarget naik 10 ribu barel per hari dengan adanya tambahan fasilitas produksi awal. Sumur dilaksanakan pengeboran 49 sumur terdiri dari 33 sumur produksi minyak dan 16 sumur injeksi.
"Pengeboran berlangsung lebih cepat dari yang dijadwalkan," katanya. Proyek ini penting dan strategis untuk ketahanan negara dalam bidang energi karena dari proyek ini dapat memberikan kontribusi produksi minyak hampir 20 persen dari produksi minyak nasional.