Jumat 25 Apr 2014 15:27 WIB

Masjid At-Taqwa, Masjid Berkubah Unik (2)

Masjid At-Taqwa, Srengseng Sawah, Jakarta.
Foto: Republika/Rakhmawaty La’lang
Masjid At-Taqwa, Srengseng Sawah, Jakarta.

Oleh: Mohammad Akbar

Pada bagian tengah jendela dihiasi lagi dengan permainan garis-garis geometris yang saling berulang dan berkait. Bagian ini berasal dari bahan cetakan material glassfiber reinforced cement (GRC).

Lalu, untuk menghiasi lubang jendela, terdapat lis berbentuk kotak. Lis tersebut berwarna kuning emas. Pada bagian tengahnya menampilkan permainan garis melengkung yang juga dibuat secara berulang layaknya sebuah motif batik.

Ketika melangkah ke areal parkiran, semakin jelas terlihat ornamen penghias yang ada di masjid itu. Ornamen hias itu umumnya menjadi ciri utama dari bangunan modern minimalis masa kini.

Selain itu, ketika hendak masuk, jamaah akan melewati pintu kayu yang memiliki dua anak pintu. Daun pintu pun juga tak lepas dari tampilan ukiran khas Jepara. Dengan pilihan warna cokelat muda, daun pintu ini kemudian menjadi terlihat sangat kontras jika dibandingkan dengan cat bangunan yang berwarna abu-abu.

Setelah berada di dalam masjid, barulah diketahui jika bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.335 meter persegi ini memiliki dua lantai. Lantai keduanya dikemas dalam bentuk balkon atau lantai mezanin.

Artinya, lantai kedua pada bagian masjid ini hanya menyisakan ruang kosong seperempat bagian di sisi depan. Bagian lainnya berupa lantai yang digunakan sebagai ruang untuk tempat beribadah.

Fokus dan konsentrasi

Saat kita berada di dalam masjid ini, tampaklah bahwa sebenarnya tak banyak permainan ornamen yang menghias bagian interiornya. Bahkan, kubah bagian dalam dibiarkan terlihat bersih. Satu-satunya kemewahan yang tersaji di bagian interior itu, lampu gantung yang berada di bawah kubah masjid.

Ornamen penghias lainnya, seperti kaligrafi berbahasa Arab, ternyata tidak terlihat terlalu banyak di masjid ini. Kaligrafi bertulis Allah dan Muhammad hanya terpajang di tembok bagian mihrab.

Itu pun tak terlalu terlihat menonjol karena memiliki warna yang hampir sama dengan warna dindingnya. “Kami sengaja tidak menghadirkan kaligrafi yang dominan di masjid ini karena ingin membuat jamaah bisa fokus dan konsentrasi dalam beribadah,” kata Sofyan yang juga menjadi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Jagakarsa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement