REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pesawat-pesawat tempur Suriah menewaskan 27 warga sipil dalam satu serangan di satu pasar desa, Kamis, sementara pemerintah Presiden Bashar al-Assad hampir merampungkan penyerahan persediaan senjata-senjata kimianya.
Serangan udara ke desa Atareb Provinsi Aleppo, di mana kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan tiga anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas, terjadi pada saat satu serangan udara besar-besar terhadap daerah pemberontak di Aleppo yang dimulai pertengahan Desember lalu.
Serangan itu menewaskan ratusan orang sebagian besar warga sipil dan memaksa ribuan kepala keluarga melarikan diri.
Pegiat Abu Omar yang berpangkalan di Aleppo mengatakan satu daerah pasar kena serangaan itu--karena itu banyak warga sipil tewas.
"Pemerintah menyerang kembali para warga sipil yang mendukung pemberontakan" terhadap Bashar,'' tambahnya.
Para pegiat mendistribusikan gambar-gambar video yang menunjukkan mayat-mayat tergeletak di antara reruntuhan bangunan.
Tim gabungan satuan tugas PBB- Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia yang bertugas mengawasi pemusnahan senjata kimia Suriah mengatakan 92,5 persen cadangan telah diserahkan.
Damaskus berjanji seluruh cadangan akan disingkirkan dari Suriah pada Ahad, dengan senjata-senjata itu menurut rencana akan dihancurkan pada 30 Juni.
Para anggota Dewan Keamanan PBB, Rabu menyerukan penylidikan laporan-laporan bahwa serangan gas klorin di satu pangkalan pemberontak.