REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan pasar New York berakhir melemah tajam selama seminggu karena meningkatnya stok AS muncul menangkal kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di sekitar Ukraina.
Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni menyerah 1,34 dolar AS menjadi ditutup pada 100,60 dolar AS per barel, mengirim patokan AS dengan kerugian sebesar 3,70 dolar AS per barel selama seminggu.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni turun 75 sen menjadi menetap pada 109,58 dolar AS per barel, kira-kira di mana posisinya seminggu yang lalu.
Di London krisis Ukraina menjaga fokus tentang ketakutan pecahnya pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia dapat mempengaruhi perekonomian Eropa dan khususnya pasokan energi. Rusia adalah pemasok utama minyak dan gas alam ke Eropa Barat.
Pada Jumat para pemimpin di Rusia dan Ukraina saling menuduh terhadap satu sama lain, sementara para pemimpin Barat mengancam Moskow dengan sanksi baru. Kiev menuduh Moskow berusaha untuk memicu "perang dunia ketiga" setelah pasukan Rusia meluncurkan latihan militer di perbatasan timur Ukraina.
"Ketegangan baru atas Ukraina antara Rusia dan Barat telah memicu kekhawatiran baru tentang kemungkinan masalah pasokan minyak di kawasan itu," kata Myrto Sokou, analis riset senior di broker Sucden.
Sebuah penurunan peringkat kredit Rusia oleh S&P menambah tekanan pada Rusia, karena menghadapi pelarian modal besar menyusul ketegangan atas Ukraina.
Tetapi di Amerika Serikat, tingkat rekor stok minyak mentah komersial telah menempatkan tekanan pada harga.
Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research mengatakan bahwa para investor mengambil keuntungan dan pindah ke uang tunai menjelang akhir pekan di tengah ketidakpastian politik Ukraina.