REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mengkritik kepolisian atas tewasnya tersangka kasus dugaan kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) Azwar. Kepolisian dinilai kecolongan sehingga Azwar tewas saat berada di kantor aparat penegak hukum.
Azwar diduga bunuh diri saat meminta izin ke toilet, Sabtu (26/4). Koordinator KontraS Haris Azhar heran dengan antisipasi dari kepolisian terkait kemungkinan yang dilakukan tersangka. "Kita kecewa (tersangka) pelaku JIS itu bisa sampai bunuh diri. Harusnya polisi benar-benar bisa serius menjaga," kata dia di kantor KontraS, Ahad (27/4).
Apa pun penyebab kematian Azwar, menurut Haris, bukan persoalan utama. Namun seharusnya kepolisian dapat melihat potensi tersangka melakukan bunuh diri atau apa pun yang dapat mengancam jiwanya.
Haris mempertanyakan kontrol kepolisian ketika Azwar masuk ke toilet. Karena diduga Azwar tewas dengan menenggak cairan pembersih. "Ini tidak ada kontrol," kata dia.
Haris mengatakan, jelas ada kekecewaan dengan tewasnya tersangka kekerasan seksual di JIS. Karena, kepolisian seharusnya dapat lebih bertanggung jawab.
Ia mengatakan, tersangka itu bisa menjadi penting untuk mengembangkan kasus yang tengah ditelusuri kepolisian. Jangan sampai malah muncul dugaan ada pembiaran sehingga tersangka tewas. "Polisi gagal di situ," ujar dia.