REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Pasukan penjaga perdamaian di Afrika Tengah mengawal lebih dari 1.200 warga Muslim keluar dari Bangui, ibu kota Afrika Tengah. Mereka merupakan warga Muslim terakhir yang masih berada di wilayah itu dan menjadi target para militan Kristen.
Dilansir dari BBC, warga Muslim tersebut dibawa ke wilayah yang jauh lebih aman di utara negara tersebut. Negara tersebut tengah dilanda konflik saudara sejak pemberontak Seleka menggulingkan presidennya pada Maret 2013. Mayoritas pemberontak Muslim Seleka dituduh telah menargetkan para warga Kristen yang memicu kekerasan semakin memburuk.
Pada Jumat lalu, dilaporkan sebanyak 22 orang, termasuk tiga pekerja medis MSF telah tewas dalam serangan di kota Nanga Boguila. Pembunuhan itu terjadi pada Sabtu dan mayoritas korban tewas ketika klinik MSF yang tengah beroperasi diserang.
Menurut Gilles Xavier Nguembassa, mantan anggota parlemen di wilayah itu, kelompok pemberontak Seleka bertanggung jawab atas serangan itu. Tak lama setelah para Muslim mengungsi, penjarahan pun terjadi.
"Kami tak ingin ada Muslim di sini dan kami tak ingin masjid mereka di sini juga," kata penjarah Guy Richard. Sejumlah warga Muslim masih tinggal di Bangui, tetapi ribuan lainnya telah meninggalkan rumahnya akhir-akhir ini.