Senin 28 Apr 2014 15:18 WIB

Pemetaan Sonar Pencarian MH370 Bernilai 60 Juta Dolar AS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Malaysia Airlines
Malaysia Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA – Pencarian pesawat jet Boeing 777, Malaysia Airlines MH370 yang hilang 52 hari lalu memasuki fase baru.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan pencarian akan lebih diintensifkan di bawah perairan Samudra Hindia, Senin (28/4). Sehingga pencarian udara akan dihentikan. Menurutnya, tidak mungkin puing-puing ditemukan di permukaan laut.

Dikutip dari The Australian, Abbott mengatakan setiap puing pesawat akan tergenang air dan tenggelam ke dasar laut. Tahap baru ini akan memakan waktu sekitar enam hingga delapan bulan. Zona yang akan disisir membentang seluas 56 ribu kilometer persegi. Ia juga yakin sinyal yang ditangkap beberapa minggu lalu berasal dari kotak hitam MH370.

Untuk itu, Abbott mengatakan pemerintah Australia dan Malaysia akan kerjasama kontrak dengan satu atau lebih perusahaan swasta untuk melakukan pencarian di bawah air menggunakan perangkat pemetaan sonar kapal. Kerjasama ini bisa bernilai 60 juta dolar AS.

Selama ini, pencarian menggunakan anggaran masing-masing negara. Namun selanjutnya, Australia akan berusaha mencari kontribusi dari negara-negara lain. ‘’Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memecahkan misteri ini. Kami tidak akan mengecewakan orang-orang,’’ kata Abbott dalam konferensi pers hari ini di Canberra.

Kapal Australia, Tiongkok dan Malaysia akan terus menyisir zona perairan. Kapal selam tanpa awak milik angkatan laut AS, Bluefin 21 juga akan terus dikerahkan. Pesawat pencari seperti 3C Orion juga masih akan dikerahkan sebagai tindakan tambahan untuk identifikasi.

Kepala koordinator Pusat Koordinasi Badan Kerjasama, Marsekal Udara Angus Houston mengatakan hingga saat ini belum ada lagi objek yang terlihat  dalam citra satelit maupun secara langsung di laut.

Dia mengatakan pencarian akan tergantung kondisi di lapangan. Namun ia yakin mereka sedang mencari di area yang benar. ‘’Jika semua berjalan dengan lancar, kita akan bisa melakukannya dalam waktu delapan bulan,’’ kata Houston, dikutip dari Sydney Morning Herald.

Hingga saat ini, pencarian telah melibatkan 10 pesawat sipil dan 19 pesawat militer dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat , Jepang, China, Korea dan Malaysia. Termasuk juga 14 kapal dari Australia, Cina dan Inggris. Sementara Bluefin 21 telah menyisir area lebih dari 400 km persegi di bawah permukaan laut wilayah pantai barat Australia.

Abbott menjamin transparansi dalam tahap pencarian kali ini. Setiap informasi kredibel yang mereka yakini akan dirilis secepatnya. ‘’Semua yang kredibel dan penting secepatnya akan dibuat transparan,’’ kata Abbott.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement