REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ahli epidemiologi dan profesor epidemiologi di Mailman School of Public Health di Columbia University, Dr Ian Lipkin telah menyelidiki virus dan mengatakan 75 persen dari unta di Arab Saudi telah memiliki penyakit Middle East Respiratory Symptom (MERS).
Dr Lipkin menunjukkan bahwa unta yang lahir di musim semi dapat menyebarkan virus ini pada orang-orang yang berinteraksi dengan mereka. ‘’Hewan-hewan muda memiliki virus ini karena terinfeksi, kemudia ia menjadi pabrik virus kecil,’’ kata Dr Lipkin seperti dikutip dari ABC News. Unta sangat umum di Arab Saudi dan negara-negara sekitarnya, hampir seperti anjing di AS, sehingga ada begitu banyak kesempatan manusia terinfeksi virus.
Dr Lipkin juga menunjukkan bahwa ketika pasien yang diobati dengan tindakan invasif paru, virus telah berada jauh di dalam paru-paru. Virus dapat muncul ke permukaan dan menginfeksi petugas kesehatan mengobati pasien ini. Lipkin mengatakan untuk memerangi penyebaran, pengawasan lebih diperlukan untuk mengatur interaksi masyarakat dengan unta juga melindungi pekerja kesehatan dari infeksi.
Para pejabat kesehatan tidak mengetahui persis bagaimana virus menyebar. Mereka menekankan untuk menjaga kebersihan bagi masyarakat seperti rajin cuci tangan untuk membatasi penyebarannya. WHO belum merekomendasikan pembatasan perjalanan terkait MERS tetapi mereka mengimbau negara-negara lain harus memantau setiap pola infeksi pernapasan yang tidak biasa jika melakukan perjalanan ke daerah Semenanjung Arab.