REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemdikbud Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng menegaskan bahwa pihaknya akan meminjami tablet dan memberi beasiswa kepada siswa SMA Terbuka model baru yang berbasis "online" dan tahun 2014 mulai dirintis pada enam provinsi.
"SMA Terbuka kali ini memang berbeda dengan SMA Terbuka sebelumnya, karena SMA Terbuka yang dirintis pada enam provinsi, termasuk Jatim itu, berbasis online," katanya dalam dialog interaktif tentang SMA Terbuka dan Tunjangan Guru dengan pers di Surabaya, Senin (28/4).
Didampingi staf khusus Mendikbud Sukemi, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud Ibnu Hamad, dan Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dikmen Kemdikbud A Budi Pribadi, ia menjelaskan pihaknya menyiapkan beasiswa Rp 1,2 juta/siswa di SMA Terbuka.
"Beasiswa per tahun itu untuk biaya tablet berisi program tentang materi ajar, tapi tablet itu diberikan dengan sistem pinjam pakai dan setiap bulan ada 'refresh' materi ajar. Selain itu, biaya itu juga untuk biaya tatap muka, karena siswa SMA Terbuka itu merupakan anak-anak nelayan, petani, dan kaum marjinal lainnya," katanya.
Tahun 2014, SMA Terbuka berbasis "online" akan dirintis pada enam titik yang disebut sekolah induk yakni SMA I Kepanjen, Malang, Jatim; SMA 2 Padalarang, Jabar; SMA Narmada NTB; SMA Sorong; SMA Kalsel; dan SMA 12 Jambi.
"Rencana kami akan menambah jumlah sekolah induk untuk SMA Terbuka pada setiap tahun, bahkan kami menargetkan ada tambahan 50-an sekolah induk pada setiap tahun, sehingga tahun 2020 akan ada 300-an sekolah induk. Kami menyesuaikan dengan anggaran," katanya.
Namun, katanya, SMA Terbuka itu tidak menutup kemungkinan akan dibuka oleh pemerintah daerah, karena tujuan SMA Terbuka berbasis online itu untuk meningkatkan APK (angka partisipasi kasar) dalam pendidikan hingga 97 persen pada 2030.