REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Golkar dan Partai Gerindra sepakat meningkatkan intensitas komunikasi politik. Kedua partai saling membuka peluang untuk berkoalisi. "Kami sepakat membicarakan lagi arah koalisi kedua partai," kata Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) usai menerima Prabowo Subianto di kediamannya Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).
Ical mengatakan koalisi Golkar dan Gerindra sangat mungkin terjadi. Namun dia tidak memastikan kapan kesepakatan koalisi itu akan dibentuk. Harapan Ical, koalisi kedua partai terbentuk sebelum hari pendaftaran capres cawapres di buka KPU.
Belum ada kesepakatan soal format capres cawapres dari pembicaraan yang dilakukan Ical dan Prabowo. Tapi keduanya sepakat pada satu hal bahwa pembangunan Indonesia harus dijalankan oleh seluruh masyarakat bukan oleh sebagian kecil masyarakat. "Kami sama-sama nasionalis," katanya.
Hubungan Ical dengan Prabowo sudah terbangun lama. Ical bahkan menganggap Prabowo sebagai adik. Di sisi lain Ical juga merasa memiliki kesamaan nasionalisme dengan Prabowo. Dengan begitu, kata Ical, bukan hal aneh apabila Prabowo berkunjung menyambangi kediamannya.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto juga menyiratkan optimisme yang kuat untuk berkoalisi dengan Partai Golkar. Menurutnya harus ada kemauan kuat menggabungkan kekuatan politik demi kebaikan bangsa dan negara.
"Kita serius memikirkan penggabungan kekuatan. Insya Allah niat kita baik," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan pembicaraan empat mata dengan Ical berlangsung secara hangat, terbuka, dan dari hati ke hati. Prabowo sepakat untuk kembali meneruskan penjajakan koalisi dengan Golkar secara lebih intensif ke depan.
Prabowo Subianto tiba di kediaman Ical sekitar pukul 12.40. Dia datang didampingi oleh Sekretaris Jendral Partai Gerindra, Achmad Muzani; dan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. Sementara Ical didampingi oleh Sekretaris Jendral Partai Golkar, Idrus Marham; dan Bendahara Umum Partai Golkar, Setya Novanto. Pembicaraan para tokoh politik dua partai berlangsung tertutup selama kurang lebih 90 menit.