Selasa 29 Apr 2014 18:41 WIB

Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Terhadap Pengembangan Kopi

Kopi Lampung (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kopi Lampung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung menilai pemerintah pusat kurang peduli terhadap pengembangan kopi di Tanah Air khususnya di Provinsi Lampung mengingat devisa dari komoditas tersebut masih rendah.

"Devisa dari ekspor kopi sekitar 1 miliar dolar Amerika Serikat per tahun, dinilai masih rendah sehingga pemerintah pusat kurang memperhatikan pengembangan kopi ini secara berkelanjutan," kata Ketua AEKI Lampung Sumita di Bandarlampung, Selasa (29/4).

Ia mengatakan bahwa pemerintah pusat seharusnya menjadikan komoditas ini sebagai prioritas pengembangan sehingga produktivitas dan kelangsungan hidup petani dapat meningkat.

Menurutnya, pemerintah pusat juga seharusnya memberikan dukungan kepada para petani kopi baik finansial maupun dalam bentuk lainnya seperti pelatihan teknik pengolahan lahan dan pengendalian kualitas, hingga pengembangan pemasarannya secara terus menerus.

Terkait pelatihan terhadap petani kopi lanjutnya, BPD AEKI Lampung memiliki Pusat Penyuluhan dan Pengembangan Kopi Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (P3K AEKI) Lampung, di Pekon Hanakau Kecamatan Lampung Barat, dengan fasilitas yang cukup lengkap termasuk kebun-kebun percontohan serta bibit unggul.

"Pemerintah pusat dapat bekerja sama dengan AEKI Lampung untuk budidaya kopi sehingga pasokan komoditas tersebut baik dari segi kualitas maupun kuantitas dapat terjaga," katanya.

Terkait pihak asing seperti institusi asing dari Belanda yaitu Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (Initiatief Duurzame Handel/IDH) yang bertujuan memperbaiki keberlanjutan mata rantai pasokan komoditas untuk perdagangan internasional, menjajaki kemungkinan pengembangan kopi di Provinsi Lampung, AEKI juga menyambut baik.

Mereka menurut dia, khawatir terhadap suplai biji kopi robusta dunia yang terus menurun menyusul perubahan iklim sehingga mempengaruhi pasokan komoditas tersebut di pasar dunia.

"Beberapa tahun ini terjadi isu perubahan iklim sehingga beberapa institusi asing berupaya untuk menjajaki pengembangan kopi agar terus berkelanjutan," ujarnya pula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement