Rabu 30 Apr 2014 14:40 WIB

Dituduh Sebarkan Paham Kebencian, Muslim Ceska Jadi Target Polisi

Bendera Ceko
Bendera Ceko

REPUBLIKA.CO.ID,  PRAHA -- Terbitnya buku 'The Fundamentals of Tauhid' karya Abu Bilal Philips Ameenah dinilai berbahaya oleh pemerintah Ceska. Buku itu dianggap memicu xenofobia.

Sayang, respon yang diperlihatkan pemerintah Ceska terlalu berlebihan. Umat Islam dirazia tanpa ampun.

Sejak pekan kemarin, tercatat ratusan Muslim ditanggap dan diperiksa. Masalahnya, proses penangkapan itu seolah menandakan seorang Muslim adalah penjahat kakap yang perlu ditangani dengan kekerasan.

"Kami tidak tahu mengapa polisi datang," ungkap Wahono Yulianto, diplomat Indonesia yang kebetulan menyaksikan penangkapan itu, seperti dilansir New York Times, Rabu (30/4).

Yulianto tengah berada di Islamic Center Praha, guna mengikuti shalat Jumat berjamaah. Tiba-tiba polisi menggerebek, dan menangkapi jamaah. "Mereka memaksa kami mengangkat tangan dan menyuruh kami berbaring di lantai. Mereka memasuki masjid tanpa melepas alas sepatu dan berteriak," kata dia yang ditahan polisi selama 90 menit.

Yulianto mengungkap Kedutaan Besar Indonesia untuk Republik Ceska telah mengajukan keluhan resmi kepada Kementerian Luar Negeri Ceska.

Ketika ditanyai komunitas Muslim, Kepolisian berdalih penangkapan ini dimaksudkan sebagai tindakan preventif dari penyebaran informasi dari buku yang dituliskan Abu Bilal.  Itu sebabnya, dalam penggerebekan itu disita beberapa eksemplar buku tersebut.

Secara terpisah, Kepala Asosiasi Muslim Ceska, Muneeb Hassan Alrawi mengakui lalai tidak mengawasi penerbitan buku tersebut. Namun, tidak ada ayat dalam buku tersebut yang berpotensi melanggar hukum Ceska.

"Kami tegaskan disini, kami tidak memiliki pandangan ekstrimis apapun," ucapnya.

Para analis berpendapat tindakan polisi tersebut bakal memicu sentimen anti-Islam. Padahal tidak ada bukti yang memperlihatkan bahwa Muslim Ceska terlibat dengan aktivitas ekstrimis. "Tidak ada bukti," tegas Zdenek Vojtisek, Pakar Terorisme, Charles University.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement