Rabu 30 Apr 2014 16:01 WIB

RS Indonesia di Gaza Masih Butuh Dana untuk Beli Alkes

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Citra Listya Rini
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Foto: MerC
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan gedung Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina, yang digagas oleh organisasasi sosial kemanusiaan nirlaba Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sudah rampung seluruhnya sejak akhir tahun lalu. Namun, RS tersebut belum dapat beroperasi dengan sempurna karena belum lagi dilengkapi fasilitas medis yang memadai.

“Untuk itu, kami mengajak seluruh rakyat Indonesia agar bahu-membahu menggalang dana untuk pengadaan alat kesehatan di sana,” ujar Ketua Presidium MER-C, dr Henry Hidayatullah, di Jakarta, Rabu (30/4).

Sebelumnya, kata Henry, Pembaca Republika telah mengawali donasi untuk pengadaan alkes di ruang poliklinik RSI Gaza sebesar Rp 1 miliar. Selain itu, Majelis Talim Telkomsel (MTT) juga sudah menyumbang dana sebanyak Rp 650 juta untuk melengkapi ruang farmasi di RS tersebut.

Akan tetapi, ikhtiar pengumpulan dana saat ini masih terus berjalan karena untuk pengadaan alat kesehatan dan fasilitas penunjang yang memadai, dibutuhkan biaya sedikitnya Rp 65 miliar. Dana sebesar itu sudah termasuk untuk memenuhi peralatan emergency (gawat darurat), ICU, dan ruang operasi.

“Karena itu, hari ini kami secara resmi meluncurkan kampanye pengadaan alat kesehatan RSI Gaza. Meski membutuhkan dana sangat besar, namun MER-C menutup bantuan asing untuk program ini, karena kami yakin rakyat Indonesia mampu mewujudkan amanah ini,” kata Henry.

Gagasan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza pertama kali muncul pada masa agresi militer Israel di Palestina, pada 2008-2009. Awalnya, banyak yang menyangsikan rencana ini bisa terwujud.

Derasnya uluran tangan rakyat Indonesia akhirnya mampu menjadikan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Akhir tahun lalu, pembangunan fisik gedung rumah sakit ini telah rampung seluruhnya.

“Kami berharap fasilitas medis di sana bisa diadakan secara bertahap alias mencicil. Jadi, tidak mesti menunggu dananya harus terkumpul sampai Rp 65 miliar dulu. Ini akan menjadi tanda persaudaraan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina,” ujar Henry menambahkan.

Silakan salurkan dukungan dan bantuan Anda ke:

BNI Syariah : 08.111.929.73

BCA : 686.0153.678

BSM : 700.1352.061

BRI : 033.501.0007.60308

BMI : 301.00521.15

a.n. Medical Emergency Rescue Committeen 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement