Rabu 30 Apr 2014 17:00 WIB

Putin: Rusia Kena Sanksi, Perusahaan Migas Barat Kena Dampaknya

 Bentrokan antara dua kelompok massa pendukung Ukraina dengan Rusia di Kiev, Ukraina, Selasa (29/4).
Foto: EPA/Sergey Dolzhenko
Bentrokan antara dua kelompok massa pendukung Ukraina dengan Rusia di Kiev, Ukraina, Selasa (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --  Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa sanksi baru oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat bisa berdampak pada kinerja perusahaan energi Barat yang beroperasi di Rusia. Putin juga membantah keberadaan pasukan Kremlin di Ukraina timur.

"Jika ini terus berlanjut, maka kami akan berpikir bagaimana (perusahaan asing) bisa bekerja di Federasi Rusia, termasuk sektor penting bagi ekonomi Rusia seperti bidang energi," kata Putin kepada wartawan dalam komentar televisi pada pertemuan regional di Minsk.

Amerika Serikat sudah mengancam akan segera memberikan sanksi pada sektor perbankan dan energi di Rusia bila negara itu gagal membantu meredakan krisis yang melanda negara-negara Barat tetangganya. Efeknya, perusahaan minyak utama Rusia, Rosneft terpukul oleh sejumlah kesepakatan produksi dengan perusahaan-perusahaan besar AS, Norwegia hingga Italia.

Sebelumnya, Washington memberlakukan larangan visa dan membekukan aset pimpinan Rosneft, Igor Sechin -- salah seorang dari tujuh petinggi yang namanya masuk dalam daftar sanksi baru, yang melibatkan 17 perusahaan terkait Kremlin.

Langkah tersebut tidak berdampak langsung pada operasi perusahaan di Barat dan BP pada Senin mengatakan tetap memegang komitmen dengan Rosneft dan Rusia.

Putin mengatakan sanksi baru itu tidak logis dan Amerika mendorong Ukraina masuk dalam krisis dengan mendukung pemimpin sementara yang menggulingkan presiden pro-Kremlin pada Februari.

Putin dengan tegas menampik tudingan bahwa ia menciptakan suasana tidak menentu di timur Ukraina dengan mengirim pasukan khusus dan agen-agen yang menyerang bangunan penting di kota-kota Donetsk dan Slavyansk.

"Tidak ada instruktus Rusia, unit khusus atau pasukan di sana," tegas Putin.

Kepala Kremlin itu secara terpisah mengharapkan pembebasan secepatnya tujuh pengamat militer Eropa yang ditahan oleh kelompok separatis pro-Rusia di Slavyansk. "Saya berharap pertikaian ini akan terpecahkan dan mereka bisa meninggalkan wilayah tersebut dengan bebas," kata Putin.

Namun ia mengatakan ada kelompok pengamat militer tidak bersenjata dari organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), menempatkan diri mereka sendiri dalam bahaya yang tidak perlu dengan memasuki Slavyansk dan Kiev yang dikuasi oleh gerilyawan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement