Rabu 30 Apr 2014 20:11 WIB

Karena Alasan Keamanan, China Larang Boneka Lavender Asal Australia

Red:
abc news
abc news

 

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA, -- Karena alasan keamanan, produk boneka Lavender asal Tasmania Australia dilarang masuk ke China.Padahal, boneka beruang berwarna ungu dan terkenal dengan nama "Bobbie" ini dianggap berguna sebagai alat terapi yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Termasuk untuk membantu orang yang sulit tidur diproduksi pertama kali oleh petani lavender lokal.

Namun ketika beberapa seleb China memasang foto mereka dengan Bobbie, boneka itu banyak dipalsukan di Australia dan juga luar negeri. China mengklaim pihaknya menemukan unsur gandum yang terkontaminasi oleh ngengat dan kumbang di salah satu produk tiruan boneka ini. Kondisi ini akhirnua memaksa China untuk melarang boneka lavender dari Australia.

 "Kami menemukan banyak masalah emerupakan pidemik yang serius," ujar Yin Liping dari Badan Karantina dan Inspeksi Shanghai, belum lama ini.

"Hal ini mengejutkan kami ketika mengetahui bahwa benih tersebut tidak diproses sama sekali. Kami melakukan pemeriksaan kuman dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka masih hidup. Ini berisiko bagi kami," jelasnya.

Perwakilan Asosiasi Petani Tasmania Jan Davis mengatakan larangan ini menjadi hal yang menguatirkan bagi hubungan perdagangan China dan Australia.

"Hal ini berlebihan, tidak ada bukti yang mendukung larangan tersebut," dia berkata. "Reaksi China seharusnya fokus pada barang tiruan bukan kemudian mengultimatum "tidak ada lagi boneka beruang yang bisa dijual di China."

Sementara petani yang memproduksi Bobbie mengatakan mereka tidak kuatir. "Saat ini penjualan sangat laris dan kita tidak bergantung kepada China sebagai target pasar utama kami," kata Robert Ravens, perwakilan dari para petani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement