Kamis 01 May 2014 09:31 WIB

Sejumlah Perusahaan Tunda IPO Hingga Presiden Terpilih

Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Analis pasar modal Haryajid Ramelan menilai bahwa belum adanya kepastian nama calon presiden akan membuat calon perusahaan tercatat (emiten) menunda pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) pada kuartal ini.

"Beberapa calon emiten akan berpikir ulang untuk IPO, melihat calon presidennya nanti," ujar Haryajid Ramelan yang juga Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia di Jakarta.

Menurut dia, calon emiten yang menunda IPO itu diperkirakan melaksanakan setelah adanya kepastian keputusan nama calon presiden mendatang.

Meski demikian, menurut dia, kinerja pasar modal Indonesia tetap masih akan berkembang meski sentimen saat ini cenderung bervariasi."Pasar modal Indonesia sedang membangun kompetensi," ucap Haryajid.

Sementara itu, Deputi Pengawas Pasar Modal II OJK Noor Rachman mengatakan bahwa sebanyak tujuh perusahaan masuk dalam daftar proses penawaran umum perdana saham (IPO). "Dalam 'pipeline' IPO ada sebanyak tujuh perusahaan saat ini," ujarnya.

Ia mengharapkan bahwa tren kinerja pasar modal Indonesia yang saat ini sedang dalam penguatan dapat mendorong pelaksanaan IPO untuk mendapatkan pendanaan dalam melakukan ekspansinya.

"Per 29 April 2014, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) salah satu tertinggi di dunia mencapai 12,8 persen," kata dia.

Tercatat per 30 April 2014, kenaikan IHSG BEI mencapai 13,24 persen per tanggal 30 April 2014. Sementara, bursa Pilipina membukukan kenaikan sebesar 13,89 persen, dan bursa Thailand sebesar 8,95 persen.

Sedangkan bursa saham yang mengalami penurunan sepanjang tahun ini diantaranya, bursa Nikkei Jepang turun 12,20 ersen, bursa Hang Seng (Hongkong) terkoreksi 5,03 persen, dan SSE Comp (China) turun 4,24 persen.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement