Kamis 01 May 2014 14:48 WIB

Jokowi: Biaya 'May Day' Sebaiknya untuk Pengobatan

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Aksi buruh dalam menyambut Hari Buruh Internasional 2014, Kamis (1/5).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aksi buruh dalam menyambut Hari Buruh Internasional 2014, Kamis (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Hari Buruh, gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) menyambangi kediaman Abdullah, buruh yang sedang sakit akibat kecelakaan kerja.

Jokowi, yang ditemani Rieke Diah Pitaloka, mengunjungi rumah kontrakan Abdullah yang berlokasi di Gang Haji Muhtar, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Saat didatangi Jokowi, Abdullah menceritakan kronologi kecelakaan yang membuat tulang pinggangnya patah. Dia menceritakan, kecelakaan terjadi sekitar enam bulan lalu.

Abdullah yang bekerja di PT Tunas Baru Sejahtera (TBS) sebagai tukang panggul sedang menata barang di gudang, tiba-tiba  tergencet barang lainnya yang terdorong mesin. Akibat kejadian itu, Abdullah mengalami patah tulang pinggang.

"Untungnya tidak kena kepala, jadi saya masih bisa loncat ke atas, tapi bagian pinggang saya yang kena," ujar dia yang telah bekerja selama 14 tahun di PT TBS.

Menurut Abdullah, kantor tempatnya bekerja tidak menanggung biaya pengobatan sakitnya. Dia mengaku hanya diberi uang Rp 50 ribu untuk biaya urut pinggang.

Setelah mengunjungi Abdullah, Jokowi kemudian mengunjungi rumah buruh lainnya yang juga menderita sakit, tak jauh dari lokasi pertama. Buruh tersebut bernama Umar, dia menderita sakit stroke sejak lima tahun lalu.

Jokowi mengatakan, memperingati hari buruh tak selalu harus dengan demo. Ada baiknya, ujar dia, buruh menjenguk kawan mereka yang sedang sakit.

"Menurut saya belum saatnya dalam May Day sekarang, rekan-rekan buruh malah hura-hura konser. Padahal saudaranya masih banyak yang sakit. Alangkah baiknya kalau uangnya dipakai untuk beli ambulan atau untuk pengobatan. Saya kira itu lebih riil," kata mantan wali kota Solo tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement