REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Ide solusi dua negara antara Palestina dan Israel dinilai tidak lagi fisibel untuk saat ini. Menurut John Bell, Direktur the Middle East Programme pada Toledo International Centre for Peace Madrid, solusi dua negara hanya menyisakan persoalan baik dari sisi Palestina maupun Israel.
Apalagi, kata John, Israel tampak menunjukkan keengganan untuk membagi tanah di wilayah konflik menjadi dua negara, termasuk membelah Yerusalem. "Banyak cara dilakukan Benyamin Netanyahu untuk menghindari kesepakatan damai ini," kata dia seperti dikutip Aljazirah, Kamis (1/5).
Solusi dua negara ini, jelas John, menimbulkan konflik kronik kedua negara yang semakin mengkhawatirkan. Ini bisa terlihat dari sikap pemerintah dan rakyat masing-masing pihak yang berkeras memaksa ide sendiri.
Dalam hal status quo pemerintah kedua pihak, John menuturkan, ide dua negara juga meninggalkan lubang-lubang persoalan yang mengkhawatirkan. Apalagi, Israel masih berat dengan ide solusi satu negara.
John menjelaskan Amerika yang dimotori Menlu John Kerry telah gagal mewujudkan mimpi damai Palestina-Israel. Ia melihat wajar kegagalan ini karena kondisi dan situasi di Palestina maupun Israel telah berubah.
Sekarang ini, menurut dia, diperlukan mediator alternatif serta metode dan solusi yang berbeda agar damai Palestina-Israel bisa terwujud.