REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menegaskan bangsa Palestina dalam waktu dekat ini akan melihat langkah pertama menuju rekonsiliasi nasional dan mengakhiri perpecahan.
Ia mengisyaratkan beberapa hari lagi akan segera dilaksanakan kesepakatan terkait susunan pemerintahan teknokrat independen dan penentuan tanggal waktu pemilihan umum.
Abbas mengatakan semua pihak antusias untuk menyelesaikan rekonsiliasi. Dia berharap rekonsiliasi berjalan lancar dan tidak ada halangan yang dapat mengembalikannya pada masa perpecahan seperti di masa lalu.
Terkait dengan hubungannya dengan entitas Israel, Abbas mengatakan Palestina tidak punya otoritas di tanahnya sendiri. Semuanya berada di tangan Israel.
Ia justru mempertanyakan kenapa Israel menolak melanjutkan kesepakatan damai dengan Palestina. Padahal, sebanyak 57 negara Arab dan Islam siap mengakui keberadaan Israel.
Pembebasan tawanan yang ditangkap sebelum perjanjian Oslo pun belum dibebaskan. Israel tak minta maaf atau mengungkapkan alasanya terkait penundaan ini.