REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Panitia pelaksana (panpel) tim Putra Samarinda tengah fokus mengejar perbaikan lapangan di Stadion Utama Palaran Kaltim, yang bakal dijadikan sebagai ajang pertandingan Laga antara Pusam U-21 melawan Liverpool U-19 pada 30 Mei 2014 mendatang.
Sekretaris tim Pusam Achmad Subhan di Samarinda, Kamis, mengatakan panpel memiliki waktu satu bulan untuk memperbaiki lapangan yang sudah mengalami kerusakan utama di sektor rumput lapangan.
"Waktu yang ada ini akan kami maksimalkan untuk pembenahan kembali sarana dan prasarana yang ada, karena kami ingin pertandingan bisa berjalan dengan mulus dan bisa menjadi hiburan masyarakat," kata Subhan.
Menurut dia, panpel kembali harus bekerja keras membenahi lapangan, karena kondisi rumput Stadion Utama rusak di beberapa bagian, padahal pada saat laga timnas U-19 melawan tim U-21 beberapa waktu lalu, kondisi lapangan telah memenuhi standar pertandingan.
"Informasinya kerusakan ini diakibatkan oleh seleksi sebuah asosiasi sepak bola yang ironisnya asosiasi tersebut justru bukan bagian dari PSSI," ujarnya.
Kerusakan rumput Stadion sempat dikeluhkan oleh Direktur Utama PT Putra Samarinda Indonesia Harbiansyah Hanafiah.
"Pemeliharaan dan pengelolaan Stadion Utama Kaltim memang diserahkan kepada manajemen Pusam, sesuai keinginan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak supaya kompleks stadion menjadi lebih hidup, saya kecewa karena penggunaan stadion tidak ada koordinasi ke manajemen Pusam," kata Harbiansyah.
Padahal, kata dia, pada waktu kedatangan Timnas U-19 manajemen Pusam telah melakukan perawatan, sehingga lapangan bisa digunakan secara normal.
Harbiansyah meminta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelola Kompleks Stadion Utama agara bersikap terbuka. Jika memang tidak berkenan Pusam memelihara dan mengelola Stadion Utama, sebaiknya dibicarakan.
"Kalau tidak senang, bicara saja. Jadi enak kita pindah. Seharusnya kalau ada apa-apa koordinasi dengan kami," kata Harbiansyah.
Menurut dia, Pusam tidak pernah menggunakan lapangan tersebut untuk latihan, namun justru pihak lain yang menggunakannya sehingga lapangan menjadi rusak.
Ia mengungkapkan panpel, Kaltim bahkan Indonesia akan menanggung malu jika lapangan masih terlihat rusak ketika menjamu Liverpool U-19.
Karena itu Harbianysha meminta supaya saat ini panpel fokus perbaikan lapangan.
"Pusam mau pindah ke Palaran karena menjabarkan keinginan Gubernur, agar perekonomian masyarakat sekitar dan pembangunan di kawasan Samarinda Seberang dan Palaran menjadi maju dengan keberadaan Pusam, serta laga internasional yang dimainkan di Stadion Utama, ini yang harus dipahami," kata Harbiansyah.