Jumat 02 May 2014 13:40 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 673,2 Juta Dolar AS

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Maret 2014 surplus 673,2 juta dolar AS. Perinciannya, nilai ekspor sebesar 15,21 miliar dolar AS dan nilai impor tercatat 14,54 miliar dolar AS. 

Demikian disampaikan Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (2/5). Suryamin menjelaskan, surplus Maret 2014 meneruskan surplus dagang Februari 2014 843,4 juta dolar AS. Sementara, Januari 2014 mengalami defisit 443,9 juta dolar AS.

Surplus dua bulan berturut-turut, terang Suryamin, menunjukkan gambaran perbaikan kinerja perdagangan. Surplus Maret 2014 juga lebih tinggi dibanding surplus Maret 2013 sebesar 137,5 juta dolar AS. Secara kumulatif, dari surplus Maret 2014 673,2 juta dolar AS, komponen migas mengalami defisit 1,363 miliar dolar AS akibat defisit minyak mentah 547 juta dolar AS dan defisit hasil minyak 2,035 miliar dolar AS. "Sedangkan komponen nonmigas mencatatkan surplus 2,037 miliar dolar AS. Surplus nonmigas mengompensasi defisit migas," tambahnya. 

BPS mencatat ekspor Maret 2014 15,21 miliar dolar AS meningkat 3,59 persen dibanding Februari 2014 dan meningkat 1,24 persen dibanding Maret 2013.  Perincian nilai ekspor Maret terdiri dari kelompok migas 2,64 miliar dolar AS (turun 3,24 persen dibanding Februari 2014 2,73 miliar dolar AS) dan kelompok nonmigas 12,57 miliar dolar AS (naik 5,59 persen dibanding Februari 2014 11,9 miliar dolar AS). 

Kemudian untuk impor Maret 2014 sebesar 14,54 miliar dolar AS, terjadi kenaikan 5,42 persen dibanding Februari 2014 dan menurun 2,34 persen dibanding Maret 2013. Perincian nilai impor yaitu dari kelompok migas 4,01 miliar dolar AS (naik 5,42 persen dibanding Februari 2014 3,46 miliar dolar AS) dan kelompok nonmigas 10,53 miliar dolar AS (naik 1,94 persen dibanding Februari 2014 10,33 miliar dolar AS).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement