REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat keuntungan perbankan nasional masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di wilayah Asia Tenggara. Margin bunga bersih atau net interst margin (NIM) sepanjang 2013 mencapai 4,89 persen.
Direktur Pengawasan Bank OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, NIM tersebut masih lebih tinggi dibandingkan Malaysia (2,3 persen) dan Singapura (1,5 persen). "Kita juga lebih unggul dari Thailand dan Filipina," kata Slamet
Keuntungan ini masih terlihat di Februari 2014, meskipun industri perbankan nasional mengalami penurunan kinerja. Per Februari, NIM mengalami penurunan menjadi 4,18 persen. Namun, posisinya masih tetap tinggi.
OJK akan mempertahankan posisi NIM dengan sejumlah penyesuaian suku bunga kredit. Berdasarkan konsolidasi data suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan, OJK melihat adanya kenaikan suku bunga di beberapa segmen kredit perbankan.
Suku bunga kredit mengalami peningkatan lima basis poin (bps) ke level 10,43 persen per kuartal I 2014 secara year on year. Bunga kredit konsumsi khusus kredit pemilikan rumah (KPR) naik 8,75 persen. Kredit konsumsi non-KPR meningkat menjadi 9,55 persen. Sedangkan kredit ritel meningkat menjadi 10,71 persen.
Namun, OJK mengharapkan suku bunga tidak akan mengalami peningkatan hingga masa pemilu berakhir. "Karena kondisi bisnis masih terukur sehingga diharapkan tidak ada kompetisi seperti special rate," ujar Slamet.