REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rusia, Jumat, menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas peningkatan tajam kekerasan di Ukraina, tempat pasukan keamanan bentrok dengan pemberontak pembela Moskow.
Diplomat menyatakan pertemuan itu, sidang ke-13 badan itu membahas Ukraina sejak awal kemelut, dijadwalkan berlangsung pada pukul 16.00 GMT (01.00 Sabtu WIB).
Pertemuan ini diminta di tengah peningkatan pemberontakan di Ukraina timur, tempat pemberontak menguasai lebih dari selusin kota besar dan kecil.
Pemerintah Ukraina dukungan Barat menuduh Rusia mengobarkan pemberontakan di wilayahnya dan melakukan serangan balik, melancarkan gerakan tentara untuk merebut kendali atas kota panas Slavyansk.
Sebagai tanggapan, Rusia pada Jumat memperingatkan bahwa penggunaan tentara oleh Ukraina terhadap rakyat sendiri di timur akan mengakibatkan bencana dan mendesak Barat meninggalkan kebijakan merusak terhadap Ukraina.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov menyatakan seorang pilot tewas dan satu lagi luka-luka setelah kelompok pemberontak Slaviansk menggunakan peluru kendali anti-pesawat udara terhadap pasukan Kiev itu.
Pada halaman Facebook-nya, Avakov mengatakan, "Melawan pasukan khusus Ukraina, teroris menggunakan senjata berat, termasuk granat luncur dan peluncur kendali jinjing anti-pesawat. Satu pilot tewas dan ada yang luka." Ia menuduh kelompok pemberontak mempekerjakan tentara bayaran.
Kelompok pemberontak di Slavyansk menyatakan pasukan Ukraina melancarkan gerakan besar-besaran untuk merebut kembali kota itu dan satu helikopter tentara ditembak jatuh.
Saksi menyatakan melihat helikopter tentara melepaskan tembakan di pinggiran kota itu dan wartawan mendengarnya.
Kelompok bersenjata itu, yang mengupayakan persatuan dengan Rusia, menguasai sejumlah gedung pemerintah di sejumlah kota di Ukraina timur.
Sementara itu, kerumunan beranggotakan sekira 300 pegaris keras mendukung Rusia pada Kamis menyerang gedung kejaksaan di kota Ukraina timur, Donetsk, kata saksi.
Kerumunan itu melemparkan batu serta bom Molotov terhadap sekira 100 polisi antihuru-hara, yang berjaga di gedung tersebut.
Polisi menanggapi serangan itu dengan melemparkan granat cahaya serta menembakkan gas airmata.
Kerusuhan itu merupakan kejadian terkini, yang menerpa wilayah timur Ukraina.
Kerumunan merampas senjata dan tameng beberapa polisi, yang sejumlah di antaranya lari.
Setidak-tidaknya empat polisi luka dalam bentrokan tersebut, sementara kerumunan itu meneriakkan kata "fasis, fasis" ketika melakukan serangan.