REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guna membantu menangani korban pelecehan seksual terhadap puluhan anak di Kota Sukabumi, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan siapkan sejumlah langkah.
Istri Gubernur Ahmad Heryawan ini mengatakan, P2TP2A Jawa Barat sudah berkoordinasi dengan P2TP2A Kota Sukabumi. Sampai Jumat malam, P2TP2A Jabar menyiapkan bantuan berupa psikolog dan pembiayaan visum jika diperlukan.
''Sejauh ini, Kota Sukabumi menyatakan akan menangani dulu pada level kota dan akan meminta bantuan jika diperlukan,'' kata Netty yang ditemui dalam seminar 'The Path of Truly Muslimah: Menjawab Tantangan Perempuan Muslim Masa Depan' di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Sabtu (3/5).
Dari standar pelayanan minimal (SPM) yang diterapkan P2TP2A, korban pelecehan seksual memang harus divisum. Menurutnya, proses hukum Indonesia masih membutuhkan bukti itu untuk kelengkapan pengusutan kasus.
Sejauh ini, baru 12 dari 47 anak yang sudah divisum. Netty berharap semua anak dan keluarga bersedia untuk melakukan visum. Kalaupun tidak, dia mengharapkan, hasil visum 12 anak itu bisa mewakili dalam proses hukum.
Ibu enam anak itu sangat berharap P2TP2A Kota Sukabumi juga memiliki perangkat bantuan pemulihan dari trauma bagi korban. Sebab ditengarai pelaku pernah menjadi korban pada 2012 lalu dan menjadi pelaku.