REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Perundingan-perundingan bagi pemberontak untuk mundur dari sebagian daerah yang terkepung di kota Homs, Suriah, memasuki tahap akhir. Demikian kata wakil-wakil pemberontak dan pemerintah kepada AFP pada Sabtu.
Homs disebut "ibu kota revolusi" pada awal pemberontakan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad tahun 2011.
Penarikan itu akan berarti pemerintah menguasai sepenuhnya kota yang terkepung selama dua tahun itu.
Satu gencatan senjata dimulai Jumat sebagai langkah pertama melaksanakan satu perjanjian antara kedua pihak.
''Perundingan-perundingan yang dimulai dua bulan lalu, hampir rampung,'' kata Gubernur Talal al-Barazi dan wakil pemberontak dan perunding Abdul Harith al-Khalidi.
"Gencatan senjata masih berlaku dan saya mengharapkan kami akan dapat menyelesaikan perundingan-perundingan. Perundingan itu membersihkan kota itu dari senjata-senjata dan pria-pria bersenjata,'' kata Barazi.
Abul Harith mengatakan,"kami kini memasuki tahap baru dalam perundingan-perundingan itu."
Ia mengatakan perundingan-perundingan itu diselenggarakan bersamaan dengan perundingan-perundingan untuk membebaskan satu kelompok tentara Iran pro-pemerintah Suriah yang ditahan pemberontak di kota Aleppo di Suriah utara.