REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA –- Masyarakat di Kabupaten Majalengka mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg sejak awal 2014. Namun, hingga kini tidak ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
‘’Kelangkaan gas sekarang semakin parah. Hari ini saya sudah berkeliling keempat kecamatan untuk mencari gas elpiji 3 kg, tapi tidak ada,’’ ujar seorang warga Jalan Pesantren, Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, Nugraha, Sabtu (3/5).
Nugraha menyebutkan, empat kecamatan yang didatanginya itu adalah Kecamatan Majalengka, Kecamatan Panyingkiran, Kecamatan Cigasong dan Kecamatan Kadipaten. Namun, semua warung, toko dan pangkalan gas elpiji 3 kg yang didatanginya di empat kecamatan itu, tidak memiliki stok gas tersebut.
Hal senada diungkapkan seorang warga Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Euis. Dia pun mengaku sudah mencari gas elpiji 3 kg ke berbagai lokasi, namun tidak berhasil mendapatkannya.
Euis pun heran dengan kondisi seperti ini. Pasalnya, pemerintahlah yang dulu mewajibkan masyarakat untuk beralih dari minyak tanah ke gas. Namun saat masyarakat sudah menuruti hal itu, gas ternyata langka di pasaran.
‘’Kalau tidak ada gas di rumah, bagaimana kami bisa masak untuk makan sehari-hari,’’ keluh Euis.
Seorang warga Kelurahan Munjul, Ade juga mempertanyakan langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Apalagi, masalah itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
Ade pun mengaku setuju jika harga gas elpiji 3 kg dinaikkan. Namun syaratnya, pasokan gas tersebut selalu tersedia setiap saat.