REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menyebut pemerintah Kiev dan Barat bertanggung jawab atas tragedi berdarah di Ukraina. Menurutnya, tragedi itu pun membuat para separatis pendukung Rusia tak mungkin melucuti senjatanya karena merasa terancam.
Pernyataan itu dilontarkan menyusul peristiwa tragis di Odessa dimana 39 aktivis antipemerintah telah tewas dalam kebakaran di sebuah gedung setelah bentrok dengan massa pendukung Kiev. Dilansir dari Rusia Today, sejumlah demonstran anti-Kiev tewas terbakar sedangkan lainnya terjun dari jendela gedung.
Peskov pun menyatakan rasa duka citanya kepada para keluarga korban yang tewas dalam tragedi itu. Serta menyebut Kiev dan negara Barat bertanggung jawab atas tragedi itu.
"Pemerintah Kiev tidak hanya bertanggung jawab secara langsung, tetapi mereka juga terlibat dalam tindakan kriminal itu. Mereka mengizinkan para ekstrimis dan radikal membakar warga hidup-hidup. Saya tegaskan mereka ini tak bersenjata," tegas Peskov.
Lanjutnya, ia pun mengecam posisi sejumlah negara Barat di Eropa dan Washington yang dinilai bersikap sinis. "Ini adalah bentuk sikap sinis. Orang-orang yang membenarkan operasi ini sama saja dengan mereka yang tidak menginginkan Presiden sah Ukraina Viktor Yanukovych berkuasa di negara tersebut," jelasnya.