REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta konvensi capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal minta pemerintah mewaspadai Vietnam dan Myanmar. Karena dua negara itu setiap saat bisa menyaingi Indonesia sebagai raksasa ekonomi Asean.
"Vietnam dan Myanmar telah menjelma sebagai kekuatan ekonomi baru di Asia Tenggara karena keduanya kini menjadi primadona baru bagi para investor untuk menanamkan modalnya. Mereka seperti gadis cantik karena semua investor mau masuk ke sana," katanya, Ahad (4/5).
Ia menyebut, produk produk furniture Vietnam yang sudah hampir mengalahkan buatan Indonesia. Baik dari segi kualitas mau pun kuantitas.
Dia mengaku pernah bertemu dubes Vietnam untuk AS yang terlihat begitu mati-matian membina hubungan baik dengan negeri paman sam itu.
"Vietnam yang dulunya tertutup kini menjadi negara yang tidak takut dengan modal. Vietnam dalam satu generasi sukses mengubah dirinya dari jago perang menjadi jago dagang," ujarnya.
Karenanya, kata dia, saat reposisi negara lain yang sedemikian cepat, Indonesia jangan sampai abai terhadap agenda agenda ekonomi, terutama di tahun politik 2014.
Dia menegaskan, Indonesia kini sudah menjadi raksasa kawasan di Asia Tenggara dan Asia. Yaitu dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua setelah Tiongkok. "Kita juga sudah menjadi pemain global melalui G 20," katanya.
Dino berharap, siapa pun presiden selanjutnya, Indonesia harus bisa menjaga momentum positif perekonomian saat ini.
Dengan ekonomi yang kuat, Indonesia bisa memastikan posisi tawar yang lebih baik di tingkat internasional. "Karena kalau Indonesia sampai jatuh, maka jatuhnya itu bisa sangat lama sekali. Jangan lupa, Filipina pernah terpuruk dan baru bisa bangkit selama 10 tahun, itu harus menjadi pelajaran kita bersama" terangnya.
Sebelumnya, Bank Dunia menetapkan menetapkan Indonesia pada nomor 10 di dunia. Peringkat ini naik dari tahun lalu yang menduduki nomor 16 dunia.
Indonesia kini berada di bawah Amerika Serikat, China, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis dan Inggris.