REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Tim penyelam Korea Selatan berjuang untuk mendapatkan akses ke kabin feri tenggelam yang terblokir pada Ahad (4/5). Hal ini dilakukan guna mencari jasad korban yang banyak belum diketemukan sejak insiden tenggelamnya kapal feri Sewol berlangsung hampir tiga minggu lalu.
Setelah dilakukan pencarian dalam kabin yang terblokir, sebanyak enam jenazah kembali ditemukan. Penemuan ini menambah jumlah korban tewas menjadi 242 orang.
Pencarian di dalam kabin feri Sewol yang terblokir ini sempat terhalang oleh gelombang tinggi dan cuaca yang buruk. Tim penyelam juga harus menggunakan alat khusus untuk membuka kabin yang terblokir.
"Tim penyelam telah bekerja dalam kondisi yang membahayakan nyawa mereka," ujar Ko Myeong Suk, juru bicara satuan tugas penyelamatan Korea Selatan pada Ahad (4/5).
Suk menjelaskan jika para penyelam harus secara perlahan menjulurkan tali ke dalam kapal yang tenggelam. Mereka dengan hati-hati melewati lorong-lorong sempit yang ada dalam kapal. Mereka berjuang diantara puing-puing yang mengambang di atas air berlumpur yang ada dalam kapal tenggelam.
Seperti hari-hari sebelumnya, barang-barang penumpang serta barang-barang lain yang ada di dalam kapal terlihat semakin jauh karena terbawa arus. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi semua pihak, terutama keluarga korban, jika jasad korban kapal sewol yang masih hilang tidak akan pernah ditemukan.
Seperti diberitakan pada Jumat (2/5) lalu, satu jenazah ditemukan oleh sebuah kapal penjaring ikan. Jenazah tersebut ditemukan sekitar empat kilometer dari lokasi tenggelamnya kapal feri Sewol. Sebelumnya pada Rabu (30/4) satu jenazah juga ditemukan dua kilometer dari lokasi kecelakaan.
Tim penyelamat telah mengantisipasi hal ini dengan menaruh jaring di sekitar lokasi tenggelamnya kapal. Tim penyelamat berharap agar seluruh jenazah korban tenggelamnya kapal feri Sewol dapat ditemukan.