Senin 05 May 2014 05:49 WIB

Dakwah Islam di Bumi Nuu Waar (1)

jambore nasional afkn didik santri berkarakter
Foto: dok.afkn
jambore nasional afkn didik santri berkarakter

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Islam agama yang pertama hadir di Papua.

Islam merupakan agama pertama yang hadir di Tanah Nuu Waar. Namun, ketika Nuu Waar yang banyak orang mengenalnya dengan Irian atau Papua menjadi bagian ibu pertiwi, dakwah Islam justru tersendat.

Pimpinan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustaz M Zaaf Fadzlan Rabbani Garamatan mengatakan saat ini media banyak menggiring opini Papua menjadi daerah yang rawan konflik antarsuku.

Padahal, peristiwa konflik hanya terjadi di segelintir daerah saja di pulau berbentuk kepala burung tersebut. Kabupaten Fak-Fak, Papua Barat, menjadi daerah yang jauh dari kata konflik.

Fak-Fak yang penduduknya 70 persen Muslim ini hidup damai berdampingan dengan penganut agama lain. Meskipun banyak penduduk agama lain tinggal di Fak-Fak namun masyarakat daerah tersebut mengharamkan babi untuk diperdagangkan di sana.

Ini tidak lain dari kuatnya dakwah Islam di Kota Satu Tungku Tiga Batu sebagai kota perjuangan. “Islam di sini menjadi agama pertama, justru agama lain yang menyebar di Irian dibawa Raja Islam Tidore beberapa puluh tahun lalu,” ujar Ustaz Fadzlan.

Diakui olehnya, Islam di Irian mengalami kemunduran ketika bergabung dengan Indonesia. Masyarakat hanya melaksanakan agama Islam secara ritual saja.

“Mereka hanya seadanya saja melaksanakan ibadah Islam, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, dan  ibadah haji,” kata tokoh perubahan Republika 2010 ini.

Di sisi lain pemahaman fikih, syariah, dan akhlak Muslim Papua mengalami kemunduran. Bahkan, tak sedikit yang terpengaruh agama lain.

Menurut Ustaz Fadzlan, sebenarnya masyarakat Irian lebih dulu modern. Mereka sudah lebih dulu mengenal pakaian, tetapi banyak pihak membodohi mereka dengan budaya anismisme dan dinamisme.

Ustaz Fadzlan bersama para dai di Irian mulai merencanakan untuk kegiatan dakwah. Jangan sampai Islam terkikis di negeri kaya sumber daya alam emas dan laut ini. Mereka mulai menyebarkan kembali pengetahuan tentang Islam.

Mereka memfokuskan kegiatan dakwah di pedalaman sambil melakukan pembinaan di daerah yang penduduknya mayoritas Muslim. “Kami mulai bergerak di daerah pedalaman Papua, seperti Wamena, Jayapura, Sorong, dan Timika,” ujarnya memaparkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement