REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama melakoni lima uji coba dalam program tur Timur Tengah, bulan lalu, pelatih timnas U-19 Indra Sjafri sangat meminimalisir permainan umpan-umpan lambung saat menyerang.
Evan Dimas dkk lebih mengandalkan permainan cepat dari kaki ke kaki, umpan tarik, dan terobosan mendatar karena pemain lawan yang dihadapi memiliki postur lebih tinggi.
Tapi saat akan beruji coba melawan Myanmar U-19 pada Senin (5/5) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Indra ingin menampilkan strategi kejutan. Timnas akan mengombinasikan permainan dengan duel-duel udara.
"Uji coba adalah kesempatan bagi kami mencari alternatif permainan untuk berlaga di putaran final Piala Asia nanti. Karena pemain Myanmar punya postur yang sama dengan kita, bola-bola lambung sesekali patut dicoba," kata Indra Sjafri, Ahad (4/5).
Kendati begitu, Indra tetap ingin anak asuhnya bermain cepat dengan melakukan penguasaan bola seperti sebelumnya. Dengan banyak menguasai bola, ujar dia, persentase tim lawan untuk menyerang akan semakin kecil.
Pria asal Sumatera Barat tersebut mengaku tidak ada persiapan istimewa yang dilakukan timnas U-19 untuk melawan Myanmar. Indra tetap fokus pada program sesuai dengan periodesasi latihan yang telah dirancangnya.
Karena ini sudah masuk tahap kedua yang dia sebut sebagai fase spesifik, Indra terus mematangkan pemahaman pemain terhadap taktik dan strategi secara umum. Selain itu juga untuk mencari komposisi pemain yang paling pas.