Senin 05 May 2014 17:43 WIB

Biaya Membesar, Tiga Negara Pantang Menyerah Cari MH370

Rep: Alicia Saqina/ Red: A.Syalaby Ichsan
Chinese patrol ship Haixun 01 is pictured during a search for the missing Malaysia Airlines flight MH370, in the south Indian Ocean April 5, 2014, in this photo courtesy of China News Service.
Foto: Reuters/CNS photo
Chinese patrol ship Haixun 01 is pictured during a search for the missing Malaysia Airlines flight MH370, in the south Indian Ocean April 5, 2014, in this photo courtesy of China News Service.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia, Cina, dan Malaysia menyatakan tak akan menghentikan langkah mereka dalam pencarian tubuh pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370.

Meski ribuan pertanyaan publik atas pengungkapan MH370 terus menghadang, tiga pemerintahan itu masih enggan berdiam diri. Tiga negara tersebut tak terlalu memikirkan berapa lagi biaya yang harus dikeluarkan, jika pencarian pesawat yang hilang dua bulan lalu itu terus dilakukan.

 

Sejak dinyatakan hilang 8 Maret 2014 lalu, berbagai upaya telah ditempuh sejumlah negara untuk menemukan pesawat yang berpenumpang 239 orang itu. Dana yang dihabiskan pun tak sedikit.

 

Dikutip dari Reuters, Senin (5/5), sejumlah pejabat pemerintah Australia pun mengadakan pertemuan di Canberra. Mereka mendiskusikan sejumlah fase pencarian yang telah dan akan dilakukan.

Sebuah fase pencarian baru pun akan dimulai kembali. Setidaknya nominal 60 juta dolar Amerika Serikat (AS) akan digelontorkan untuk merealisasikan fase ini.

 

Namun mereka menjelaskan, fase pencarian baru bisa dimulai usai rampungnya analisa data pencarian melalui sonar dan visual. Setelah itu, kontraktor akan menyewa sejumlah peralatan canggih yang dibutuhkan dalam pencarian puing-puing pesawat.

 

Meski membulatkan tekad bersama untuk tidak berhenti melakukan pencarian, terkait tanggung jawab keuangan menjadi fokus utama pembicaraan. Wakil PM Australia Warren Truss pun mengatakan, dibutuhkan dukungan pendanaan tambahan untuk melakukan hal ini.

Ia menjelaskan, kontribusi secara finansial pun tampaknya harus pula sampai ke tangan produsen pesawat Boeing jenis 777-200 ER dan mesin buatan Rolls Royce nya itu.

 

''Mereka (produsen pesawat dan mesin MH370) juga memiliki kontribusi terhadap apa yang terjadi dengan MH370, sehingga mereka bisa meyakinkan tentang kualitas produk mereka. Atau, mereka mampu melakukan perbaikan jika memang beberapa bagian pesawat itu berkontribusi atas kecelakaan ini,'' jelas Truss kepada wartawan.

 

''Jadi, saya pikir kita akan mencoba meningkatkan keterlibatan dari produsen serta negara-negara tuan rumahnya,'' sambung dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement