REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tingginya impor pangan dikatakan akibat ada ketidaksesuaian antara program pemerintah dan realisasi. Kondisi ini diperparah dengan penyuluh yang tidak berfungsi dengan baik.
"Kalau di tingkat petani kecil tidak ada yang membimbing akan sulit," ujar pengamat pertanian Bustanul Arifin kepada Republika, Senin (5/5).
Agar kondisi ini tidak berlarut, fungsi penyuluhan petani sebaiknya dibenahi. Lalu Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga disarankan untuk tidak mendorong kebijakan yang memungkinkan impor semakin meningkat.
Terakhir, pemerintah bisa menggunakan hasil-hasil penelitian untuk membuat program kebijakan pangan. Dukungan pemerintah daerah juga harus diperkuat agar petani bisa lebih berdaya.